REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid mengatakan pemerintah pernah membantu sastrawan Eka Kurniawan untuk menghadiri pameran buku di Jerman yakni Frankfurt Book Fair.
"Kritiknya pada pemerintah tidak masalah, tapi baiknya juga perlu memberitahu juga bantuan pemerintah berikan seperti kunjungannya untuk hadir di Frankfurt Book Fair," ujar Hilmar di Jakarta, Kamis (10/10).
Sebelumnya, sastrawan Eka Kurniawan menyatakan menolak menerima penghargaan penghargaan Maestro Seni dan Tradisi karena menilai pemerintah kurang peduli pada kebudayaan. Eka yang juga penulis sejumlah novel laris seperti Cantik Itu Luka, Lelaki Harimau, itu menyatakan dalam media sosialnya, bahwa hadiah yang didapat yakni uang senilai Rp 50 juta masih jauh dibandingkan yang diterima peraih medali dalam kejuaraan olahraga dunia. Selain itu, ada beberapa alasan seperti adanya maraknya pembajakan buku hingga razia buku oleh sejumlah aparat.
Hilmar menambahkan jangan sampai pernyataan Eka Kurniawan tersebut membuat sastrawan muda yang baru merintis berkecil hati, dan tidak tahu keadaan sebenarnya. Menurut dia, sejumlah upaya dilakukan Kemendikbud untuk meningkatkan kapasitas kepenulisan, mulai dari residensi hingga memfasilitasi untuk berkunjung ke pameran buku di luar negeri.
"Kalau baca seperti yang disampaikan Eka Kurniawan di media sosial, takutnya ada kekhawatiran mereka tidak akan dibantu. Padahal kondisinya tidak seperti itu."
Hilmar menambahkan bahwa keputusan menolak penghargaan Maestro Seni dan Tradisi, merupakan hak dari Eka. Pihaknya menghormati keputusan itu.