REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Generasi Z, merupakan generasi yang muncul setelah generasi milenial, yaitu generasi yang dapat menyerap informasi dengan cepat dan mudah berkat kecanggihan teknologi. Generasi Z juga tumbuh di era smartphone dan media sosial, sehingga penggunaan teknologi dalam pembelajaran menjadi bagian penting yang harus dikembangkan oleh guru untuk menghadapi generasi Z.
Psikolog dan Pendidik, Najelaa Shihab mengatakan pendidikan merupakan tanggung jawab bersama yang harus selalu didorong untuk menyesuaikan dengan perubahan, terlebih untuk generasi Z. Pada generasi ini semua harus berubah, baik pemerintah, korporasi, guru, maupun penggerak pendidikan yang setiap saat berada di lapangan.
"Seharusnya kita bisa menjadi jembatan untuk masa depan mereka, tetapi pada kenyataannya kita masih gagal menghantarkan anak-anak ke masa depannya,” ujar Najelaa pada acara talk show “Samsung Indonesia Cerdas” di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud), beberapa waktu lalu.
Najelaa menambahkan tingginya data penggangguran dan data ketidaksiapan kerja lulusan SMK sebenarnya tidak hanya memberikan efek pada murid dan sekolahnya, tetapi juga pada korporasi dan kondisi negeri ini. Oleh karena itu, sudah seharusnya sekolah dan guru melakukan perubahan untuk menyesuaikan dengan kondisi digitalisasi yang sudah terjadi.
Sekolah-sekolah, menurut Najelaa, bisa berinovasi sesuai dengan tuntutan zaman dan pada akhirnya mampu mengantarkan peserta didik untuk menjadi lulusan yang berkompeten. Selain itu, kemitraan pemerintah dengan korporasi juga menjadi salah satu jembatan yang dapat dapat membuka kesempatan yang lebih luas menuju digitalisasi sekolah.
Vice President Samsung Electronics Indonesia, KangHyun Lee, menambahkan Samsung memiliki berbagai macam program untuk mendukung pendidikan Indonesia, salah satunya dengan menjalin kerja sama dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) melalui program Samsung Tech Institue (STI). Sejak 2013 program STI telah dimulai dengan menyediakan kurikulum dan materi pelatihan perbaikan alat-alat elektronika untuk, seperti perbaikan TV, smartphone, dan peralatan elektronik rumah tangga yang sejajar dengan keterampilan dasar yang ditetapkan oleh Samsung Service Center.
Selain itu Samsung juga bekerja sama dengan Ikatan Guru Indonesia (IGI) dan Sekolah Menengah Atas untuk program Samsung Smart Learning Class (SSLC) yang sudah terjalin sejak 2017. Program SSLC memberikan pelatihan-pelatihan peningkatan kemampuan penggunaan gadget dan pemanfaatan aplikasi digital melalui fasilitas Samsung Smart Learning Class (SSLC). Fasilitas berupa sebuah ruang kelas berbasis TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi).
Najeela mengapresiasi Samsung yang tidak hanya memikirkan tentang smart class room-nya, tetapi juga mengembangkan gurunya, dan menyiapkan kurikulumnya menyiapkan kurikulumnya jadi apa yang dikembangkan ini merupakan strategi yang komprehensif untuk memastikan tujuan mengembangkan masing-masing anak bisa terjadi. Najelaa percaya perubahan pembelajaran digital sangat efektif, dan yang menjadi salah satu kunci utama perubahan pendidikan yaitu integrasi teknologi.
"Yang kita butuhkan bukan hanya perubahan tapi percepatan perubahan," ujar Najelaa lagi.