REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan (Kepala BPBP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Dadang Sunendar mengatakan bahasa dan sastra terus berkembang seiring perkembangan yang terjadi di masyarakat. "Perkembangan bahasa dan sastra berlangsung secara alami ataupun terencana sesuai dengan garis haluan kebahasaan yang menjadi kebijakan nasional," kata Dadang di Jakarta, Kamis (31/10).
Hal itu bertujuan agar perkembangan bahasa dan sastra dapat selaras dengan tuntutan kebutuhan masyarakat dalam berbagai bidang baik dalam bidang sosial budaya, politik, ekonomi, hukum, ilmu pengetahuan dan teknologi, komunikasi massa, pemerintahan maupun dalam bidang-bidang lain. Dadang mengungkapkan bahwa pengembangan bahasa di Tanah Air harus terus dilakukan oleh BPBP. "Selain itu, perlindungan terhadap bahasa dan sastra daerah juga harus secara paralel dilakukan bekerja sama dengan pemerintah daerah," ujarnya.
Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia ini mengatakan ini berarti perlindungan terhadap keberagaman Indonesia yang multi etnis dan multilingual. "Saya akan terus mendukung berbagai upaya untuk menegakkan kedaulatan bangsa, melestarikan bahasa daerah serta mendukung semua lapisan masyarakat untuk menguasai bahasa asing strategis untuk meningkatkan daya saing kita," jelasnya.
Sebelumnya, pada puncak perayaan Bulan Bahasa dan Sastra 2019, Kemendikbud meluncurkan berbagai produk kebahasaan dan kesastraan. Di antaranya Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) elektronik “disnetra” untuk para penyandang disabilitas netra.
Tahun lalu Kemendikbud juga meluncurkan KBBI cetak khusus untuk para disabilitas netra. "Dan tahun ini kami akan meluncurkan KBBI Disnetra yaitu KBBI elektronik bagi penyandang disabilitas netra," kata Dadang.