REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Polda Jatim menurunkan tim untuk mengidentifikasi ambruknya SDN Gentong di Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan. Berdasarkan pemeriksaan sementara, konstruksi atap yang ambruk dan menimpa belasan siswa serta seorang guru tersebut diduga tidak sesuai prosedur.
"Polda Jawa Timur sudah memanggil laboratorium forensik kita sudah berangkat menuju ke Pasuruan Kota guna memeriksa konstruksi dan memeriksa keseluruhan dari pada bangunan-bangunan," Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera di Mapolda Jatim, Surabaya, Selasa (5/11).
Barung menjelaskan tim laboratorium forensik dikirim untuk memeriksa konstruksi bangunan karena gedung yang ambruk tersebut baru saja dibangun. "Itu (bangunan) dikerjakan tahun 2017," kata dia
Barung mengaku, polisi mendapat informasi, di bagian atas bangunan, genting hanya dilapisi dengan seng saja. "Nanti akan diputuskan setelah hasil yang namanya scientific identification kita bekerja," ujar Barung.
Barung menyatakan, kasus ini ditangani bersama antata Polresta Pasuruan dan Polda Jatim. Ia memastikan kasus ini mendapat atensi khusus, karena ada korban jiwa. "kita ambil alih ini, bersama Polres Pasuruan kota. kita akan update terus ini," ujar Barung.
Bangunan Sekolah Dasar (SD) Negeri Gentong di Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan ambruk pada Selasa (5/11). Ambruknya bangunan sekolah dasar itu pun mengakibatkan 13 orang menjadi korban.
Rinciannya dua orang korban meninggal dan sisanya luka-luka. Dua korban tewas terdiri dari satu siswa dan satu guru. Sementara 11 korban luka-luka merupakan siswa sekolah tersebut.