Selasa 05 Nov 2019 16:32 WIB

Peningkatan Kompetensi Guru PAUD Jadi Tantangan Besar

Banyak guru PAUD belum memiliki kualifikasi S1.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Indira Rezkisari
Guru Paud
Foto: Kemendikbud.go.id
Guru Paud

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rektor Universitas Yarsi, Fasli Jalal, mengatakan meningkatkan kompetensi guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah sebuah tantangan yang besar. Berdasarkan data dari Direktorat PAUD dan Pendidikan Masyarakat, Indonesia memiliki jumlah guru PAUD yang terdaftar cukup banyak yakni totalnya 450 ribu.

Fasli juga mengatakan, masih banyak dari para guru PAUD belum memiliki kualifikasi S1. Hal ini karena minat masyarakat menyekolahkan anak mereka ke PAUD meningkat beberapa tahun terakhir. Pemerintah juga mendorong akses masyarakat ke PAUD.

Baca Juga

Masyarakat di lapangan pun mencoba berbagai macam cara untuk membuat PAUD. "Termasuk siapa jadi guru belum dipersiapkan dengan standar yang tinggi. Dengan adanya program pemerintah walaupun lulus SMA, sudah ada program untuk mengantar mereka memenuhi kompetensi minimal awal," kata Fasli, Selasa (5/11).

Ia mengatakan, untuk meningkatkan kompetensi guru PAUD tidak perlu langsung seluruhnya diberi pelatihan. Menurut dia, apabila satu kelompok PAUD memiliki satu orang yang bersertifikat maka ia bisa melakukan peningkatan kompetensi berkelanjutan di guru di sekolahnya.

"Lalu mereka bersatu di gugus PAUD menjadi motivator di gugus PAUD. Yang lain tidak harus langsung 450 ribu orang itu tapi secara bertahap," kata Fasli menambahkan.

Sementara itu, Direktur Jenderal PAUD dan Pendidikan Masyarakat, Harris Iskandar mengatakan, saat ini pihaknya ingin fokus meningkatkan kompetensi guru dibandingakan dengan kualifikasinya sebagai S1. Harris mengatakan, ia banyak melihat guru PAUD yang lulusan SMA mengajar dengan sangat baik.

Pendapat tersebut muncul setelah Harris mengamati sejumlah guru PAUD dalam kunjungan-kunjungannya. "Saya perhatikan guru yang lulusan SMA itu kompetensinya tinggi. Dia sangat passionate kepada anak sangat peduli sekali, tahu persis," kata Harris ditemui dalam Seminar Internasional PAUD dan Dikmas, di Hotel Millennium, Jakarta, Selasa (5/11).

Walaupun demikian, bukan berarti kualifikasi tidak penting. Namun, saat ini pihaknya ingin mengejar kompetensi guru karena itulah yang dibutuhkan oleh murid-murid PAUD di Indonesia. "Makanya kami buat pelatihan-pelatihan. Jadi selama mereka tidak melakukan kekerasan, itu musuh utama kita baik fisik maupun verbal," kata dia lagi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement