REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PAUD Dikmas) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Harris Iskandar mengatakan, tahun ini akan mengutamakan PAUD dengan implementasi pendekatan holistik integratif sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 60 tahun 2013. "Tidak ada perombakan. Adanya PAUD memang untuk memberikan pendidikan karakter ke anak. Implementasinya saat ini pendekatan holistik integratif sesuai Perpres Nomor 60 tahun 2013," ujarnya kepada wartawan, Rabu (6/11) malam.
Tak hanya itu, dia mengatakan, Kemendikbud juga harus bekerja sama dengan kementerian lain agar semua anak mendapatkan kebutuhan yang lengkap. Harris melanjutkan kebutuhan yang lengkap untuk anak seperti, pengasuhan, pelayanan kesehatan, nutrisi, gizi dan perlindungan itu penting untuk masa perkembangan anak ke depannya. Sehingga harus saling koordinasi dengan Kementerian lain agar tidak ada salah paham dan semua sesuai regulasi yang ada.
Harris menambahkan untuk kurikulum PAUD, Kemendikbud memiliki standard kurikulum untuk PAUD yaitu STPPA (Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak). Di dalam kurikulum ada indikator yang kompleks agar anak bisa siap sekolah dan melanjutkan jenjang pendidikan.
"Kalau guru PAUD kualifikasi Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK). Lalu, kami berikan pelatihan di Unit Pelaksana Teknis (UPT) seluruh provinsi untuk meningkatkan pelatihan para guru PAUD," kata Harris.
Selain itu, Dana Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) untuk PAUD terus meningkat. Terdapat 7,4 juta anak yang masing-masingnya mendapatkan Rp 600 ribu pertahun. "Ya BOP sekitar Rp 4,7 triliun itu untuk semua PAUD di Indonesia. Kalau belum ada yang dapat dananya, kami akan terus memantau seluruh daerah di Indonesia dan ditindaklanjuti," kata dia.