REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim menilai penting untuk mendalami pemahaman soal kebutuhan baca, tulis, hitung, pada siswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Ia mengungkapkan, selama ini memang masih banyak PAUD yang terlalu fokus pada mengajarkan kemampuan calistung kepada peserta didiknya.
"Kalau ada murid yang memang sudah siap dan ingin belajar calistung itu menurut saya tidak ada masalahnya. Tapi kenyataannya, hanya itu fokusnya di berbagai macam unit PAUD sekarang," kata Nadiem saat ditemui usia kegiatan Apresiasi Bunda PAUD, di Balai Kartini, Jakarta, Senin (18/11).
Menurut Nadiem, paradigma tersebut harus diubah. Para orang tua dan sekolah harus paham bahwa setiap anak memiliki perbedaan kemampuan masing-masing. Selain itu, ia juga menilai penitngnya keselarasan strategi kurikulum dan ekspektasi guru pada anak di semua jenjang.
Pada akhirnya, yang terpenting bukan soal aturan yang melarang atau memperbolehkan hal-hal yang ada di lapangan terkait PAUD ini. Masalah utama yang harus dilihat, kata Nadiem adalah bahwa setiap anak tidak sama dan perbedaan tersebut harus diakomodasi.
Calistung, menurut Nadiem tidak terlalu masalah jika diajarkan. Akan tetapi, jangan sampai menjadi fokus dan anak-anak dipaksa agar memiliki kemampuan calistung pada usia dini. Sebab, usia dini adalah saat yang paling penting untuk menanamkan pendidikan karakter.
Apabila anak usia dini target pendidikannya hanya mencapai kecintaan pada bermain dengan teman, kecintaan pada buku atau senang mendengarkan cerita dari buku, menurut Nadiem hal itu sudah merupakan kesuksesan yang besar. Ia juga mencontohkan pendidikan yang perlu ditekankan di PAUD seperti bagaimana harus disiplin dan tidak mengganggu teman-temannya.
"Hal-hal yang sifatnya bagaimana kita sebagai manusia hidup di dalam komunitas. Kalau sudah itu benar, pas dia masuk SD dan seumur hidupnya dia pasti akan memenuhi semua potensinya," kata dia.