REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Tim Pelaksana Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Nasional Ilham Habibie mendorong masyarakat meningkatkan literasi teknologi. Itu agar mampu berdaya saing di tengah kemajuan ilmu pengetahuan.
"Pendidikan yang perlu disiapkan yaitu literasi dari teknologi itu sendiri," kata dia pada kegiatan Indonesia Economic Forum di Jakarta, Rabu (20/11).
Literasi teknologi itu misalnya coding atau menerjemahkan logika ke dalam bahasa pemrograman komputer.
Dengan demikian, masyarakat akan kaya dengan berbagai ilmu pengetahuan karena memiliki sejumlah referensi, apalagi di era digital saat ini.
"Orang sering tanya sama saya kenapa saya harus belajar coding, saya kan tidak mau jadi programmer. Saya selalu jawab begini, bapak ibu bisa menulis dan membaca, jadi kalau kita punya literasi menulis, membaca, dan bicara tidak berarti profesi kita di bidang itu," katanya.
Jadi dengan literasi bicara, lanjut dia, masyarakat bisa berkomunikasi dengan yang lain, sehingga hal itu bisa meningkatkan daya saing tiap-tiap individu untuk menggapai sesuatu.
"Tanpa literasi itu saya tidak bisa apa-apa. Itu yang kita artikan sebagai literasi teknologi di antaranya programmer. Ada juga yang lain misalnya belajar mendesain sesuatu dengan komputer," katanya.
Jadi banyak hal yang dapat dilakukan apabila masyarakat mau meningkatkan literasi teknologi, ujarnya. Saat ini, menurut putra pertama Presiden BJ Habibie tersebut, teknologi itu mendefinisikan dan mendeskripsikan banyak hal.
Menurut dia, individu yang mampu menguasai literasi teknologi akan mudah mendapatkan peluang kerja. Sementara, orang yang miskin literasi akan kesulitan.
"Oleh karena itu, orang-orang yang kaya akan literasi teknologi dapat dengan mudah memperoleh pekerjaan, sebaliknya jika kurang, mungkin akan sulit," katanya.
Ia kembali mengimbau masyarakat terutama generasi muda agar mau dan terus meningkatkan literasi teknologi sehingga sumber daya manusia Indonesia bisa berdaya saing.