REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ikatan Guru Indonesia (IGI) menanggapi pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim dalam rangka peringatan hari guru. Ketua Umum IGI Muhammad Ramli Rahim mengatakan dirinya menilai pidato tersebut menunjukkan bahwa Nadiem ingin menyiapkan pelajar Indonesia menjadi lebih baik.
Di dalam pidatonya, Nadiem menginginkan guru-guru Indonesia tidak terbebani dengan beban administrasi. "Beban administrasi yang begitu berat, beban ini selama ini menjadi tugas dan senjata pejabat-pejabat tertentu untuk membuat beban inspirasi guru semakin berat," kata Ramli, Ahad (24/11).
Selain itu, Nadiem juga menyebut agar anak Indonesia tidak terkungkung dengan kurikulum. Oleh sebab itu, IGI memandang diperlukannya inovasi dengan menyederhanakan jumlah mata pelajaran.
IGI, lanjut dia menangkap keinginan Nadiem untuk menempatkan guru pada posisi terhormat. Terkait hal tersebut, Ramli mengatakan IGI mendorong agar Nadiem memastikan guur-guru yang mengisi ruang kelas adalah guru yang memiliki status yang jelas.
Melalui cara demikian, lanjut dia, artinya Nadiem menempatkan guru pada tempat yang mulia sehingga guru betul-betul berkonsentrasi pada proses pembelajaran.
"Nadiem Makarim harus mampu membebaskan guru dari keterhinaan dengan pendapatan yang bahkan jauh lebih rendah dari buruh bangunan," kata Ramli.
Prinsip guru tanpa tanda jasa harus diubah, mengingat kebutuhan untuk kehidupan semakin berat. Ramli mengatakan, guru-guru Indonesia harus ditempatkan pada posisi mulia dengan diberikan pendapatan yang layak.