REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Susanto mengimbau agar seluruh guru ikut serta mengawasi perilaku menyimpang, termasuk dengan perilaku seks menyimpang. Ia mengaku, telah menerima laporan tentang adanya predator seks di beberapa wilayah yang mengincar anak-anak.
Kemudian, terkait pengawasan kepada para siswa, menurutnya, hal itu bisa dilakukan oleh guru BK (Bimbingan dan Konseling). Namun, ia tidak menutup kemungkinan bahwa hal itu juga dapat dilakukan oleh seluruh guru. "Bisa (melalui BK) tapi baiknya semua guru," kata Susanto saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (5/12).
Selain kepada guru dan pihak sekolah, ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk ikut serta peduli tentang masalah tersebut. "Kekerasan seksual baik sejenis maupun beda jenis tetap merupakan pelanggaran serius," kata dia.
Di sisi lain, Guru BK SMA Negeri Sumatera Selatan, Fina Herlina Sari mengaku, pihaknya selalu memdampingi para siswa agar terhindar dari perilaku menyimpang. Ia melanjutkan, selain memberikan pendampingan terkait kegiatan belajar mengajar, ia juga memberikan pendampingan terkait pembentukan perilaku kepribadian.
Kemudian, ia menjelaskan, ketika dirinya mendapati adanya potensi perilaku menyimpang, Fina akan mendampingi secara intensif anak yang bersangkutan. "Konseling untuk ningkatin kesadaan, untuk ngembaliin orientasinya sesuai fitrah. Sama dicari tahu, latar belakangnya kenapa dia gitu," kata Fina.
Sementara terkait dengan deteksi penyimpangan, Fina mengaku, hal itu sulit diketahui secara kasat mata. Namun, hal itu dapat ditelusuri setelah adanya pendekatan kepada siswa. Ia menyontohkan, salah satu indikasi yang bisa dilihat seperti, seorang anak yang terus menerus mendekati teman sesama jenis.
Ia menegaskan, tingkah laku gemulai (melambai) tidak dapat dijadikan patokan bahwa seorang anak memiliki perilaku menyimpang. "Perlu dikulik lagi gairah seksualnya. Ada yang agak melambai, tapi jiwanya cowok, nggak sampe jatuh cintanya sama cowok," kata dia.
Pada akhirnya, terkait dengan konseling yang diberikan kepada siswa, hal itu merupakan pemberian pemahaman terkait orientasi seksual dan juga risiko-risiko yang melingkupinya. Selain mengajak bicara siswa, ia juga melakukan pendekatan kepada orang tua murid yang bersangkutan untuk mendukung anaknya kembali lagi sesuai fitrah seksualnya.
"Konseling individu, pendidikan seksual, dan bantu nyelesaiin akar permsalahannya yang menjadi latar belakang atau awal mula kenapa dia menyimpang," ucap Fina.