REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Tim arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan memprediksi Situs Pendem, Kota Batu berasal dari masa Kerajaan Singosasri. Kesimpulan sementara ini berdasarkan hasil ekskavasi tim dari 12 sampai 14 Desember 2019.
Arkeologi BPCB Trowulan, Wicaksono Dwi Nugroho menjelaskan, struktur bata di Situs Pendem berdimensi panjang 35, lebar 25, dan tebal 9 centimeter (cm). Ukuran ini lebih besar dari bata masa Majapahit yang ditemukan di Situs Trowulan. Bata di masa tersebut biasanya memiliki panjang 30 sampai 32 cm, lebar 18 cm dan ketebalan 6 hingga 7 cm.
Pria disapa Wicak ini menilai ukuran bata di Situs Pendem hampir sama dengan temuan di Situs Sekaran, Desa Sekarpuro, Jetis, Kabupaten Malang. Bata di Sekaran memiliki panjang 35 sampai 38 cm, lebar 18 hingga 22 cm, dan ketebalan 8 cm.
Menurut Wicak, temuan lepas di Situs Sekaran didominasi fragmen porselin dan mata uang kepeng dari masa Dinasti Song. Dinasti ini hadir sekitar abad ke 10 sampai 12 Masehi atau dari era Kerajaan Singosari. "Dengan demikian, sementara ini Situs Pendem diduga setidaknya berasal sezaman dengan Situs Sekaran, yaitu dari masa Singosari," ujar Wicak kepada Republika.co.id, Sabtu (14/12).
Sebelumnya, warga menemukan tumpukan bata merah di Desa Penden, Kota Batu, Jawa Timur (Jatim). Temuan ini mendatangkan tim BPCB untuk melaksanakan ekskavasi penyelamatan selama tiga hari. Kegiatan ini dilakukan atas permintaan Pemerintah Desa Pendem untuk segera menindaklanjuti penemuan struktur bata tersebut.
Berdasarkan pengamatan Wicak, lokasi temuan bata merah berada tidak jauh dari Punden Desa Pendem. Punden Desa Pendem mempunyai benda peninggalan purbakala berupa Yoni dan Arca Nandi yang terbuat dari batu andesit atau batu kali. Kedua benda tersebut telah teregistrasi di BPCB Jawa Timur pada 2017.
Struktur bata yang baru saja ditemukan warga berada 10 meter di sebelah timur laut dari keletakan Yoni dan Arca Nandi di Pundem Pendem. Keberadaan ini memunculkan dugaan struktur bata tersebut merupakan bagian dari bangunan suci. "Atau candi yang ada di lokasi tersebut," jelas Wicak.