REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Indonesia berhasil memboyong lima medali perak dan sebuah medali perunggu pada ajang International Junior Science Olympiad (IJSO) ke-16 yang digelar di Doha, Qatar pada 3-12 Desember lalu.
Salah satu siswa yang berhasil mendapatkan medali perak pada ajang tahunan itu adalah Muhammad Adyan Dafi. Remaja 14 tahun itu adalah siswa kelas IX SMP Cahaya Rancamaya Bogor.
Kepada wartawan, Senin (16/12), Dafi sebenarnya sedikit kecewa dengan hasil yang dia raih. “Soalnya tahun lalu (kontingen Indonesia -red) tidak meraih emas juga,” kata remaja kelahiran Palangkaraya itu. Namun dia mengaku bangga bisa mempersembahkan medali perak untuk Indonesia.
Dafi mengatakan dirinya bisa lolos mewakili Indonesia berkat kompetisi Olimpiade Sains Nasional (OSN). Pada saat OSN 2019 di Yogyakarta dia mendapatkan medali perunggu. Kemudian dilakukan seleksi untuk 30 orang. Lalu diseleksi sampai ditentukan enam orang untuk mewakili Indonesia ke IJSO di Doha.
Ia mengungkapkan materi dalam olimpiade internasional di Doha terdiri dari pilihan ganda, esai, dan eksperimen. Dafi mengungkapkan dalam materi eksperimen itu, terdiri dari tiga orang. Dia kebagian menggarap eksperimen memisahkan air garam dengan air tawar dengan media bahan makanan.
Tugas itu dia jalankan dengan baik bersama rekan setim. Dafi menjelaskan sebelumnya menjalani pusat pelatihan 1,5 bulan di Jakarta. Dia berharap bisa ikut olimpiade sains internasional untuk jenjang SMA. “Saya lebih mendalami biologi,” katanya.
Dalam olimpiade IJSO tersebut kontingen India keluar sebagai juara umum. Mereka berhasil meraih enam medali emas. Negara lain yang berpartisipasi di ajang olimpiade untuk siswa SMP dan sederajat itu di antaranya AS, Spanyol, Tiongkok, Kanada, dan Prancis.