REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO Ruang Guru, Adamas Belva, menjadi inspirasi sejumlah siswa SMA Taruna Nusantara, karena keberhasilannya membangun unicorn. Perjalanan hidup pria yang juga menjabat Staf Khusus Presiden RI ini menjadi ibrah bagi para siswa melewati tantangan hidup.
Dalam pertemuan yang berlangsung pada Senin (23/12) di Kantor Ruang Guru di Jakarta, Belva menceritakan perjalanan hidupnya untuk mendapatkan beasiswa di universitas ternama seperti NTU, Harvard, dan Stanford. Kepada para siswa, dia berpesan agar memiliki target yang tinggi. Bahkan harus membuat rencana aksi untuk mencapai target tersebut.
“Lakukan research yang jelas jangan berdasarkan asumsi. Dalam mencari pekerjaan carilah pekerjaan yang memiliki dampak sosial positif yang besar dan jangan mengejar materi, serta diskusikan masa depan dengan orang tua dan minta dukungan serta doa restu orang tua," ujar Belva kepada para siswa.
Jika mereka ingin memiliki target, tambah Belva, tentu harus berjuang sekuat tenaga. Tidak setengah-setengah. Pekerjaan harus dijalankan 100 persen. Fokus dengan kemauan belajar sendiri dan tujuan sendiri, bukan karena orang lain. Segala kesempatan harus dimanfaatkan dengan baik.
"Kakak membuka bisnis pendidikan bukan karena kakak mementingkan penghasilan, kakak lebih mementingkan hubungan sosial dan bagaimana caranya pendidikan di Indonesia dapat maju," sambung Belva
Siswa taruna, Ahyaita Fuka Virgirana, berpendapat, hal berbobot dari sosok Belva adalah usaha kerasnya meraih tujuan dan cita-cita. Dasarnya adalah keinginan dan tekad sendiri. Harus ditanamkan di dalam diri.
Sejumlah pelajar SMA Taruna Nusantara berkesempatan bertatap muka dengan CEO Ruang Guru, Adamas Belva. Bagi para siswa itu, sosok Belva sangat inspiratif.
Menanggapi hal itu, Direktur Utama PT Jasa Armada Indonesia (JAI), Chiefy Adi K menyatakan, salah satu keberhasilan Siswa/i dalam meraih cita-citanya adalah mencari referensi cerita pengalaman dari orang yang dianggap berhasil. Karena keberhasilan seseorang dalam meraih kemandirian dan prestasi tidak hanya ditentukan oleh Intelligent Quotient (IQ).
Namun, kata jebolan sarjana psikologi UGM ini, berbagai hal itu juga ditentukan faktor Emotional Quotient (EQ), Social Quotient (SQ), dan Spiritual Quotient (SQ) yang bisa diperoleh dari belajar pada orang-orang yang dianggap berhasil dan sukses. Semakin banyak referensi pengetahuan dan pengalaman dari orang yang dianggap sukses, katanya, akan semakin banyak cara atau strategi dan jalan serta pertimbangan dalam meraih mimpinya. "Mereka akan tahu bagaimana harusnya memilih lingkungan, cara belajar, berdoa, beribadah, menghadapi kegagalan, berorganisasi, memilih teman belajar, beretika dan strategi merealisasikan mimpi-mimpinya," ujarnya kepada Republika, tadi malam.
"Paling tidak bagaimana niteni (menciri), nirok ke (mencontoh), nambahi (menambahkan) strategi/cara dari pengalaman orang yang dianggap berhasil atau nemok ke (menemukan) cara/strategi dalam meraih kemandirian dan kesuksesan," tambah Chiefy.
Apa yang didapat siswa-siswa ini akan menjadi modal pembentukan karakter pemimpin bangsa bagi mereka kelak dalam meraih cita-citanya. Adapun nama-nama siswa/i nya yang beruntung bertatap muka menggali ilmu, pengalaman dan wawasan Adamas Belva sebagai berikut:
1. Ahyaita Fuka Virgirana
2. Aradea Fyananda Brotoatmodjo
3. Breyvia Shanata Putri Satria
4. Joy Raechel Olieviea
5. Muhammad Nakhlah Febriansyah
6. Viva Innova Pinky