Selasa 07 Jan 2020 08:15 WIB

Ribuan Folklor Indonesia Dirawat dan Disimpan di Luar Negeri

Sejumlah negara yang menyimpan forklor Indonesia seperti Jerman, Prancis, Belanda.

Rep: Sylvi Dian Setiawan/ Red: Muhammad Hafil
Ribuan Folklor Indonesia Dirawat dan Disimpan di Luar Negeri. Foto: Dongeng anak (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Ribuan Folklor Indonesia Dirawat dan Disimpan di Luar Negeri. Foto: Dongeng anak (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ribuan folklor Indonesia ternyata dirawat dan disimpan di luar negeri. Menurut Dosen Sastra Indonesia Universitas Gadjah Mada (UGM), Cahyaningrum Dejowati, folklor tersebut dirawat di Inggris, Prancis, Belanda, Jerman dan Malaysia.

Ia menjelaskan, folklor meliputi legenda, musik, sejarah lisan, takhayul, dongeng dan kebiasaan yang menjadi tradisi dalam suatu budaya, subkultur atau kelompok. Folklor ini, memiliki prinsip cerita paling panjang, komplit dan dianggap cerita paling tua.

"Misal tentang pohon, berarti cerita bisa berusia sekitar 500−1.000 tahun yang lalu. Kepercayaan tentang pohon besar menandakan bahwa nenek moyang Indonesia sudah punya pengetahuan tentang lingkungan hidup, mengajarkan konservasi hutan, air, lingkungan, peringatan dini bencana, dan simbol kedekatan dengan alam," kata Cahyaningrum dalam diskusi sastra 'Menjelajah Folklor Indonesia' yang digelar di Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Yogyakarta, belum lama ini.

Menurutnya, dulunya masyarakat Indonesia banyak yang lebih percaya mistis dibandingkan logika. Ia mencontohkan terkait cerita Hutan Larangan dari Kampung Naga yang ada di Jawa Barat.

Cerita tersebut, katanya, memiliki makna untuk tidak boleh menebang pohon agar kelestarian lingkungan tetap terjaga. Sementara, di Yogyakarta juga memiliki cerita mistis seperti Nyi Roro Kidul.

"Hal itu berarti orang-orang dahulu sudah memiliki pengetahuan yang cukup tentang bencana dan sebagai sarana legitimasi di bumi, laut, langit oleh raja yang sedang berkuasa,” jelasnya.

Ia juga menjelaskan terkait sastra tulis zaman dulu. Sastra tulis tersebut terdiri atas hikayat yang berisi pengetahuan teknologi masa lalu dan kearifan kepemimpinan Melayu.

"Serat berisi ajaran tertentu, babad mengandung catatan berbagai peristiwa yang terjadi di masa tersebut, sedangkan puisi lama mengajarkan budi pekerti bagi masyarakat," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement