REPUBLIKA.CO.ID, WAMENA -- Dinas Pendididikan (Disdik) Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua terus mengimbau orang tua di daerah itu mendorong anak-anak mereka kembali bersekolah pascakerusuhan. Sekretaris Dinas Pendidikan Jayawijaya Bambang Budiandoyo mengharapkan hal itu dilakukan karena anak-anak akan segera mengikuti ujian dan ulangan kenaikan kelas.
"Secara institusi kami hanya memberi imbauan dan saran untuk kembali ke sekolah karena mesti juga dikembalikan lagi kondisinya pada psikologi orang tua yang kemudian mempunyai kewenangan untuk anaknya kembali ke sekolah," katanya.
Pascakerusuhan 23 September di pusat kota kabupaten, sejumlah pelajar pergi meninggalkan sekolah tanpa keterangan. Sebagian lagi memilih pindah karena trauma.
"Pada tahun pembelajaran 2019-2020 ini ada ujian nasional, ujian kenaikan kelas sehingga kami berharap orang tua mengajak anak ke sekolah karena merupakan tahapan akhir untuk jenjang selanjutnya," katanya.
Disbud masih melakukan pengumpulan data siswa di sekolah-sekolah dan membutuhkan waktu karena psikologis siswa masih trauma dengan kerusuhan yang berawal dari sekolah itu. "Besok (Rabu, 15/1) kami akan meninjau langsung ke sekolah untuk memastikan data yang masuk ke kami apakah benar-benar sesuai dengan di lapangan, khususnya sekolah di dalam kota," katanya.
Bambang mengatakan khusus untuk sekolah di luar kota sedang dilakukan semacam psikosial untuk memotivasi guru dan anak-anak agar aktif belajar seperti biasa. Disdik Jayawijaya juga telah menginstruksikan 84 sekolah dari berbagai jenjang di pusat kota untuk memasukkan data siswa dan guru yang telah hadir.
"Kami harapkan data itu segera dimasukkan supaya dijadikan bahan evaluasi sekaligus bahan monitoring untuk bagaimana sekolah aktif sebelum 23 September 2019," ujar Bambang.