REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Perlindungan Anak Indonesia mendukung gagasan pengurangan penggunaan plastik di sekolah-sekolah. Komisioner KPAI bidang Pendidikan Retno Listyarti mengatakan, gagasan tersebut baik untuk pendidikan karakter anak.
Menurutnya, karakter peduli lingkungan dan budaya mengurangi penggunaan plastik bagi anak-anak merupakan pendidikan karakter yang sangat baik.
"Anak adalah peniru ulung, jadi model contoh positif seperti ini sangat baik," ujar Retno kepada wartawan, Rabu (15/1).
Retno juga mengungkap alasan KPAI mendukung pengurangan sampah plastik, yakni karena sampah plastik di Indonesia sudah sangat memprihatinkan. Menurutnya jumlah sampah plastik di Indonesia sudah di atas batas normal.
Hal ini pun mengancam lingkungan hidup dan juga kualitas hidup makhluk hidup. Apalagi sampah plastik sulit terurai di tanah karena rantai karbonnya yang panjang, sehingga sulit diurai oleh mikroorganisme.
"Kantong plastik akan terurai ratusan hingga ribuan tahun kemudian. Kantong plastik yang diklaim ramah lingkungan pun akan terurai lama dan tetap akan menjadi sampah. Terlebih lagi karena sifatnya yang cepat terurai menjadi mikro plastik, akan lebih mudah untuk mencemari lingkungan," kata dia.
Karena itu, pendidikan untuk peduli lingkungan harus dimulai sejak anak usia sekolah. Dengan begitu, bisa mencegah sampah plastik yang semakin banyak.
"Anak juga diajarkan bahwa bisa dimulai dari diri sendiri, misalnya dengan membawa botol minum isi ulang setiap harinya," kata Retno.
Sebelumnya gagasan pengurangan plastik di sekolah muncul setelah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerapkan pelarangan plastik di lingkungan kerja para pegawainya. Sejumlah pihak menilai gagasan tersebut perlu diterapkan juga di sekolah-sekolah di Indonesia agar lebih massif.