REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Brodjonegoro, mendorong Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) agar memperkuat teknologi terbaru pesawat tanpa awak atau drone untuk upaya menjaga kedaulatan dan penguatan pertahanan.
"Kita harapkan LAPAN bisa memperkuat teknologi untuk pembuatan drone tersebut tidak sekadar pada fisik drone tersebut apakah mengenai berapa jauh bisa terbang, kemampuan manuver, berapa alat-alat yang bisa dibawa, tetapi bagaimana mengawinkan teknologi drone tersebut dengan teknologi komunikasi dan digital yang terbaru," kata Menristek Bambang dalam sambutan saat menghadiri Rapat Koordinasi Nasional Citra Satelit Penginderaan Jauh 2020, Jakarta, Selasa (28/1).
Menristek Bambang mengatakan akan lebih bagus jika pengawasan dan upaya-upaya untuk menjaga kedaulatan wilayah Indonesia dilakukan dengan menggunakan drone dengan skala jelajah luas dan drone untuk kombatan sebagai bagian dari sistem pertahanan dan keamanan. "Saatnya tiba sekarang kita memanfaatkan drone itu lebih ekstensif," ujarnya.
Bambang mengatakan pada rapat terbatas sebelumnya mengenai alat utama sistem persenjataan (alutsista), ada penekanan untuk pemanfaatan pesawat nirawak akan lebih diprioritaskan untuk keperluan yang lebih praktis untuk mengawasi wilayah Indonesia.
Pesawat tanpa awak akan dapat membantu pemantauan luas wilayah Indonesia baik daratan maupun lautan, termasuk di Laut Natuna.
Sebelumnya, Indonesia dan China sempat terlibat silang pendapat setelah 50 perahu nelayan China beserta kapal penjaganya (coast guard) memasuki Laut Natuna yang dianggap sebagai wilayah perairan tradisionalnya (Nine Dash Line) pada Desember 2019.
Dalam melihat perkembangan zaman saat ini, Menristek Bambang menuturkan pesawat tanpa awak atau unmanned aerial vehicle berpotensi menjadi tren masa depan.
Menristek Bambang menuturkan sekarang negara-negara maju dan negara-negara yang mempunyai konsentrasi khusus soal pertahanan dan keamanan banyak menggunakan drone.
Selain untuk pemantauan, ada juga drone yang dimanfaatkan untuk pengintaian dan penyerangan tergantung dari spesifikasi drone yang diciptakan. Bahkan telah muncul peristiwa penyerangan yang memanfaatkan drone antara lain penyerangan terhadap dua instalasi minyak Aramco, Arab Saudi, dan serangan drone dari Amerika Serikat yang menewaskan Qasem Soleimani, yang merupakan Jenderal Militer di Irak.
Menristek Bambang mengatakan pengembangan pesawat tanpa awak oleh bangsa Indonesia ke depan bukan menyangkut masalah perang dan tidak untuk memicu ketegangan wilayah tapi lebih kepada upaya memantau wilayah kedaulatan negara. "Kalau drone kita bisa langsung targetkan daerah mana yang kita lihat apa yang kita mau perhatikan," ujarnya.