Senin 17 Feb 2020 19:33 WIB

Kampung Belajar Wadah Edukasi Lingkungan di Bandarlampung

Kampung belajar ini telah di bentuk sejak tiga tahun lalu.

Ilustrasi budidaya ramah lingkungan di lahan hortikultura
Ilustrasi budidaya ramah lingkungan di lahan hortikultura

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kampung belajar D'lima salah satu objek wisata edukatif di Bandarlampung, aktif ajarkan kelestarian lingkungan ke masyarakat.

"Kampung belajar ini telah di bentuk sejak tiga tahun lalu, berawal dari mimpi saya ingin membuat sesuatu yang berguna bagi masyarakat, salah satunya sebagai wadah edukasi bagi warga sekitar," ujar pemilik Kampung Belajar Dyah Etika di Bandarlampung, Senin (17/2).

Baca Juga

Ia menambahkan, kampung belajar menjadi salah satu tempat bagi warga Bandarlampung untuk berekreasi dan belajar, salah satunya belajar menjaga lingkungan.

"Kampung belajar ditata selayaknya di desa sehingga masyarakat bisa menikmati suasana seperti desa, sehingga lebih arif dengan lingkungan, dan di sini kami mengajarkan agar anak-anak menaruh telepon genggamnya bila sudah memasuki komplek kampung belajar agar mereka kembali normal bermain selayaknya anak-anak," jelasnya.

Hal serupa juga dikatakan oleh Umi salah seorang pengelola Kampung Belajar.

"Kebetulan Kampung Belajar berdiri di sekitar rumah penduduk di tengah kota, sehingga kami mengajarkan cinta akan lingkungan kepada pengunjung yang datang juga kepada masyarakat sekitar dengan cara, memanfaatkan barang bekas serta memanfaatkan lahan sempit untuk bercocok tanam," terang Umi.

Menurutnya, salah satu langkah edukasi lingkungan dilakukan dengan mengadakan lomba lukis di atas tampah (perabot rumah terbuat dari bambu) bagi masyarakat sekitar.

"Saat ini banyak anak-anak sibuk dengan telepon genggam dan orang tua sibuk dengan pekerjaan sehingga komunikasi di keluarga tidak terjadi, melalui lomba ini selain masyarakat bisa belajar menjaga lingkungan, juga menumbuhkan komunikasi di dalam keluarga," lanjutnya.

Ia mengatakan, dengan mengadakan lomba ini selain menumbuhkan rasa cinta akan lingkungan, juga membantu para perajin tampah yang ada di sekitar, sebab lomba rutin dilaksanakan setiap tahunnya.

"Tentu dengan adanya pemanfaatan tampah sebagai media lukis, kita juga ikut berperan membantu perajin sekitar, serta mengedukasi masyarakat bahwa media untuk melukis tidak hanya menggunakan kertas, namun bisa dari beragam barang, sehingga dapat mengurangi penggunaan kertas, " tambahnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement