REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2008 menyebutkan jumlah penganguran terdidik di Indonesia mencapai 600 ribu-an untuk lulusan S1 dan 500 ribu-an untuk lulusan Diploma. Hal ini disebabkan tak sesuainya kebutuhan perusahaan dengan lulusan perguruan tinggi.
Untuk menghindari hal tersebut, Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia (LP3I) melakukan terobosan dengan menjalankan kurikulum pembelajaran yang didesain sesuai dengan kebutuhan pasar dan memberikan garansi diterima kerja bagi lulusannya.
Menurut Direktur Politeknik LP3I Jakarta Kamaludin Yusuf, LP3I telah menggandeng perusahaan-perusahaan sebagai mitra, agar para mahasiswanya bisa langsung bekerja setelah menyelesaikan perkuliahan. “Kita memberikan garansi pada mahasiswa, sebelum mereka menyelesaikan perkuliahan, mereka sudah berkerja. Ini bisa terwujud karena kita menerapkan kurikulum Link & Match (Pendidikan dan penempatan kerja). Jadi apa yang diajarkan di perkuliahan , sesuai dengan kebutuhan pasar,” ujar Kamaludin.
Untuk perusahaan yang menjadi mitra LP3I , tambah Kamaludin, saat ini jumlahnya mencapai 5000-an perusahaan se Indonesia. “Karena setiap cabang LP3I punya relasi masing-masing minimal 200 perusahaan,” ujarnya.
Pendiri LP3I Syahrial Yusuf dalam orasi ilmiahnya mengatakan, dengan metode Link & Match yang diterapkan LP3I, lembaga berniat mencetak entrepreneur sebanyak-banyaknya. “Tidak hanya diterima kerja, lulusan LP3I diharapkan bisa mencitptakan lapangan pekerjaan untuk orang lain,” ujar Syahrial.(adv)