REPUBLIKA.CO.ID,SUKABUMI -- Banyak lulusan perguruan tinggi yang kini menganggur. Harapan meraih pekerjaan menjadi sirna, karena tingginya tingkat persaingan.
Akibatnya, jumlah penganguran terdidik dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Gap antara dunia pendidikan dengan lapangan pekerjaan semakin nyata. Serapan pekerjaan tidak sebanding dengan lulusan perguruan tinggi.
Berawal dari realita itu, Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia (LP3I) mengembangkan konsep link and match, yang mengembangkan konsep penyediaan lapangan pekerja bagi lulusan LP3I.
Konsep tersebut membuahkan hasil, dan mendapatkan respons positif dari Museum Rekor Indonesia (MURI). Akhir tahun lalu, LP3I yang berdiri pada 1989 ini mendapatkan penghargaan sebagai pelopor pendidikan dan penempatan kerja yang paling banyak lulusannya. Penandatanganan kerjasama dengan pihak industri maupun perusahaan elite pun terus dilakukan. Misalnya dengan, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apisindo).
Dalam kaitan inilah, LP3I Sukabumi ikut merayakan HUT LP3I ke-21 dengan mempererat jalinan silaturahmi bersama relasi perusahaan dalam konsep link and matchnya. “ Ini sekaligus penghargaan untuk perusahaan dan industri yang telah berkerjasama dengan baik. Kami tidak ingin melewatkan HUT LP3I tanpa kehadiran mereka.” Ujar Indra Griha Tofik, Ketua Pelaksana HUT ke 21 LP3I Sukabumi.
Kebersamaan antara mahasiwa, orangtua, dan karyawan akan dihadirkan dalam acara yang bertajuk “LP3I Vaganza” tersebut, di pusat perbelanjaan di Jln. A. Yani Kota Sukabumi, Sabtu (24/4). “Mereka akan berekspresi dalam bentuk pertunjukan band, kabaret, dan lainnya. Mudah-mudahan melalui momentum ini, LP3I dapat ikut berpartisipasi dalam peningkatan mutu pendidikan dengan terciptanya SDM bangsa Indonesia yang handal dan siap kerja,” ujarnya.