REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Tidak tertampungnya lulusan perguruan tinggi di dunia kerja hingga kini masih saja terjadi. Minimnya lapangan kerja serta kualitas sumber daya manusia (SDM) yang rendah menimbulkan keadaan yang mengkhawatirkan di dunia kerja.
Terkait hal tersebut, Presiden Direktur Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia (LP3I) Isral Nurdin berharap agar generasi muda mampu bekerja professional.
Tak hanya bekerja, kaum muda juga harus mampu menjadi seorang wirausaha yang bisa mendukung percepatan dan perluasan ekonomi di Indonesia.Wirausaha harus terus didorong untuk mengatasi persoalan ketenagakerjaan.
''Disinilah peran LP3I sebagai lembaga yang siap dalam menyongsong program kemandirian ekonomi nasional,'' kata Isral pada Rabu (7/11). Salah satu upaya LP3I untuk mendorong terciptanya wirausaha yakni melalui rumah-rumah entrepreneur.
Namun, Isral mengakui langkah itu harus didukung dengan peningkatan paradigma, orientasi dan program pendidikan secara terpadu dan menyeluruh. "Dengan menguatkan paradigma tersebut diharapkan mampu melahirkan orientasi, jiwa serta semangat baru dalam menciptakan anak muda yang memilki kemandirian dalam berwirausaha,'' lanjut Isral.
Hal tersebut sejalan dengan program Kementerian Perekonomian yakni Master Plan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3I). Menteri Perekonomian (Menko Perekonomian) Hatta Radjasa mengatakan MP3I mentargetkan pada tahun 2025, pertumbuhan ekonomi di atas tujuh persen, inflasi rendah dan pendapatan domestik bruto mencapai 3,8-4,5 triliun dolar Amerika.
Upaya tersebut tak cukup dengan peningkatan kualitas SDM di bidang ketenagakerjaan, tapi juga peningkatan pengembangan kewirausahaan. Ke depan, Hatta menyarankan agar LP3I dapat meningkatkan peluang terciptanya wirausahawan muda.
Wirausaha muda diharapkan dapat menempati pos-pos di bidang industri kreatif, jasa logistik, dan potensi unggulan daerah. (adv)