Ahad 13 Jun 2010 04:02 WIB

Pecahan Kaca Persia dan Keramik Cina Abad ke-9 Ditemukan di Dieng

Rep: Yulianingsing/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Tim arkheolog dari Jurusan Arkheologi Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada (UGM) menemukan beberapa pecahan keramik dan kaca dari Abad-9 di sekitar pelataran Candi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. Penemuan tersebut dilakukan oleh 6 mahasiswa tim arkheolog UGM yang melakukan penggalian peninggalan sejarah di tiga lokasi sekitar Candi Dieng tanggal 2 hingga 11 Juni 2010 lalu.

"Kita tengah melakukan pelatihan pada enam mahasiswa arkheologi di kawasan Candi Dieng. Tujuanya memang untuk memperhatikan kehidupan di sekitar candi dan bukan pada struktur bangunan candi. Ternyata ditemukan benda-benda kecil yang sangat penting untuk sejarah Indonesia dan dunia secara lebih luas," papar Ketua Jurusan Arkheologi FIB UGM, Inayati Adrisiyani,  di kampus UGM, Yogyakarta,  Sabtu (12/6).

Sementara, menurut Ketua Tim Lapangan, Dr Mahirta, eskavasi di sekitar kompleks Candi Dieng tersebut dilakukan di tiga tempat yaitu di dekat tangga masuk Museum Kailasana Dieng, di sektor Sumur Tua di kawasan itu dan dio sektor Darmasala atau Barat Museum sendiri. "Dari hasil eskavasi tersebut ditemukan beberapa pecahan keramik yang mirip dengan keramik-keramik Cina yang ditemukan di Kapal yang karam di Belitung beberapa bulan lalu," paparnya.

Bahkan kata dia, dalam eskavasi itupun juga ditemukan pecahan kaca berwarna biru hijau yang diyakini berasal dari Persia. Dari beberapa pecahan keramik juga ditemukan keramik Cina yang dianggap cukup langka yaitu bernama green splash , berjenis sama seperti yang ditemukan di kapal Teluk Belitung.

Selain keramik dan pecahan kaca juga ditemukan //gacuk// (keramik untuk upacara adat tujuh bulanan kehamilan). Bahkan gacuk yang ditemukan tersebut cukup halus dibandingkan penemuan gacuk lainnya di wilayah Indonesia.

"Kita tengah melakukan analisa lebih jauh, Kita akan membuktikan pertenggalan melalui metode karbon dulu karena kita sedang mengumpulkan arang-arang disekitar penemuan. Ddimungkinkan ini penemuan tertua dalam hubungan perdagangan antara Cina dan Indonesia bahkan Timur Tengah. Penemuan sebelumnya masih di sekitar zaman kerajaan Majapahit," tambahnya.

Penemuan tersebut kata Mahirta membuktikan bahwa jalur perdagangan antara Indonesia dengan Cina bahkan Persia bukan hanya terjadi di sekitar pinggiran pantai tetapi juga sudah masuk ke padalaman. Menurut dia, hubungan perdagangan antara Indonesia-Cina dan Timur Tengah tersebut melewati India, Selat Malaka, Pantai Timur Sumatera terus masuk Pantai Utara Jawa dan melalui Sungai dibawa ke daerah pedalaman seperti di Dieng tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement