Kamis 13 Oct 2016 16:47 WIB

Peserta ISP 2016 Kunjungi Kabupaten Terkecil yang Mendunia di Sulsel

Peserta ISP 2016 mengunjungi Kabupaten Bantaeng.
Foto: Unismuh
Peserta ISP 2016 mengunjungi Kabupaten Bantaeng.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Meski sering disebut sebagai Kabupaten terkecil di Sulawesi Selatan, Kabupaten Bantaeng di bawah kepemimpinan Nurdin Abdullah berhasil membuktikan bahwa ukuran wilayah dan letak geografis bukanlah sebuah halangan untuk maju dan berkembang. Salah satunya dari sektor agrowisata, yang terbukti mampu menjadi daya tarik wisatawan lokal maupun internasional.

Selasa (12/10) peserta International Summer Program 2016 yang diselenggarakan oleh KUI Unismuh Makassar mengunjungi beberapa titik agrowisata di kabupaten yang kerap dijuluki Butta Toa ini. Kunjungan agrowisata para peserta yang berasal 11 negara ini, diawali di Laboratorium Pembibitan di Kecamatan Uluere.

Viktoriya, salah satu peserta dari Ukraina langsung memakan tomat yang ia petik sendiri. "Di Ukraina, kita memiliki jenis tomat yang berbeda. Tomat ini sedikit asam dan segar. Saya suka," ujar dia.

Setelah itu para peserta diarahkan menuju Mini Showfarm lalu Kebun Apel dan Strawberry Muntea. Shafuan, peserta asal Malaysia mengaku ingin sekali memetik strawberry langsung di kebun. Sayangnya pada saat kunjungan, buah-buahan telah selesai di panen. Kegiatan pada hari itu ditutup dengan mengunjungi pemandian Eremerasa.

Kamis, (13/10) giliran kawasan industri dan Balai Siaga Bencana yang menjadi titik destinasi peserta dengan didampingi langsung oleh Kepala Dinas Pariwisata Kab. Bantaeng Hartawan Zainuddin dan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Bantaeng Asri Sahrun.

Setibanya di kawasan industri, peserta dan panitia disambut langsung oleh Ansar dan Harold Varada selaku Manager Produksi dan Manager Teknisi salah satu pabrik nikel yang akan beroperasi di awal tahun 2017 nanti. Ansar and Harold Varada mengatakan bahwa kedepannya industri nikel tersebut akan menghasilkan nikel setengah jadi dan barang stainless steel siap pakai.

Industri nikel di Kab. Bantaeng kelak ditargetkan membuka lapangan kerja untuk kurang lebih 900 orang khusus untuk kuota pekerja lokal. Siham, peserta asal Thailand mengatakan bahwa ini adalah pengalaman pertamanya mengunjungi pabrik. Setelah itu kunjungan dilanjutkan ke Balai Siaga Bencana (BSB) untuk pengenalan sistem siaga bencana dan reaksi medis cepat tanggap untuk masyarakat Bantaeng langsung dari koordinator dan dokter yang bertugas di BSB Kab. Bantaeng.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement