REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak seperti biasanya yang disibukkan dengan kegiatan perkuliahan, kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Sabtu (23/11) menggelar perayaan milad ke-64. Beragam lomba mulai dari Musabaqah Tilawatil Qu ran (MTQ), gerak jalan hingga membuat nasi goreng digelar.
Lomba yang diikuti seluruh civitas akademica UMJ tersebut merupakan puncak kemeriahan Milad yang jatuh pada 18 November lalu. Perjalanan panjang pendidikan telah dilalui sebuah kampus legendaris yang telah melahirkan sejumlah kampus Muhammadiyah lainnya di Tanah air.
Tentunya hal itu diikuti dengan lahirnya ribuan alumni yang kini telah berkarier di berbagai sektor usaha. Kontribusi mereka yang tidak kecil bagi negara tentunya akan memberikan manfaat bagi perguruan. "Alumni bisa kembali ke kampus kasih kontribusi pemikiran," kata Rektor UMJ, Prof Syaiful Bakhri beberapa waktu lalu.
Banyak alumni UMJ kini telah menjelma menjadi profesional tangguh di berbagai bidang yang dapat memberikan kontribusi bagi kampus. Gabungan antara praktisi dan ilmuwan akan mampu mendekatkan kampus dengan masyarakat. "Kampus seperti menara gading dan mereka secara empiris melihat ilmu bisa membaginya," katanya.
Karena itu dalam milad kali ini kampus UMJ mengajak para alumninya untuk berbagi pengalaman. Kehadiran mereka dengan berbagai latar belakang ilmu dan pengalaman diharapkan mampu menjadi motor bagi kemajuan UMJ ke depan.
Hal itu sejalan dengan kebijakan pimpinan UMJ yang memfokuskan diri para pengembangan profesional di berbagai bidang ilmu. Kebijakan tersebut merupakan tindaklanjut dari kebijakan kementerian pendidikan yang mendorong perguruan tinggi di Indonesia agar mengembangkan diri menjadi kampus profesional, riset, wirausaha dan unggul.
"Kami pilih satunya, ingin profesional," kata Syaiful. Pihaknya berharap dengan pilihan tersebut nantinya akan melahirkan tenaga profesional di bidang mereka masing-masing yang dapat memberikan kontribusi bagi masyarakat dan perguruan.
Pihaknya juga menyadari tantangan ke depan dengan berkembangnya teknologi digital mengharuskan perguruan tinggi untuk menyesuaikan diri. Sistem pembelajaran jarak jauh harus dikembangkan sesuai kebutuhan. Hal itu akan lebih efektif apabila ditunjang tenaga 480 dosen yang 161 orang diantaranya bergelar Doktor. Diharapkan hingga akhir 2020 separuh tenaga pengajar telah bergelar Doktor.
Kerjasama Internasional juga dilakukan dengan sejumlah perguruan tinggi di Inggris, Jerman, Belanda dan sejumlah negara Asia lainnya. Kerjasama tersebut meliputi riset, kunjungan tenaga pengajar, pertukaran mahasiswa dan lainnya.