REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Ada dua dilema yang secara umum dialami siswa kelas 3 SMA, khususnya di daerah pinggiran Malang. Mereka akan memilih melanjutkan pendidikan atau bekerja.
Hal ini juga yang dirasakan oleh siswa kelas 12 MAN 3 Malang, Donomulyo, Kabupaten Malang. Dari hasil tes kepribadian yang diberikan tim Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), sebagian besar siswa belum menentukan pilihan pasca lulus sekolah.
Melihat kenyataan tersebut, mahasiswa Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) 79 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bekerjasama dengan Mobil Kamis Membaca (KaCa) UMM menyambangi MAN 3 Malang. Dalam kesempatan itu, UMM hadir dengan menyediakan berbagai koleksi buku. Selain itu, juga menghadirkan dua program khusus, yaitu kelas Barista dan konsultasi Psikologi.
Di kesempatan tersebut, UMM menghadirkan Helmi Mahendra. Dia tidak hanya berstatus sebagai mahasiswa UMM tapi juga pemilik Becak Kopi Keliling atau becak Koling. Ia menceritakan pengalamannya bersama kedua temannya membangun bisnis becak Koling di saat masih berkuliah.
“Pada awalnya saya malu, teman-teman saya pulang kuliah bisa nongkrong, kok saya malah mendorong becak untuk berjualan kopi,” ceritanya.
Meskipun jurusan yang ditempuh Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tidak linier dengan bidang bisnis yang digeluti, tidak menciutkan nyalinya. Bahkan ia lebih termotivasi untuk mencari peluang. Untuk itu, Helmi pun memberikan tips kepada siswa-siswi membagi waktu kuliah dengan berbisnis.
“Bisnis tidak boleh mengganggu kuliah, meskipun sudah tau rasanya mendapatkan uang sendiri, ya tetap yang diutamakan kuliah. Saya menentukan jam untuk bekerja disaat tidak ada jadwal kuliah. Kalau lagi banyak tugas, saya bisa kerjakan di becak saya,” kata dia.
Di akhir Helmi memberi pelatihan pembuatan es kopi susu dan sosialisasi berbagai macam kopi. Selain itu, juga mengajarkab cara pembagian jenis dan menyajikannya.
Peserta terlihat antusias dari saat ikut mempraktekkan pembuatan es kopi. Salah satunya siswa kelas 12 jurusan tata boga, Fitria.
“Yang saya tahu ya mengudek kopi. Tidak tahu kalau ternyata bikin kopi juga ada alatnya, ada takarannya, ada tata caranya. Jadi kelas ini merupakan pengalaman baru bagi saya. Saya juga baru tahu kalau kopi ada macamnya. Yang saya tahu ya kopi kemasan yang di jual di warung kopi,” kata Fitria.
Humas MAN 3 Malang, Mukhlis, mengatakan, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi sekolahnya. Terlebih MAN 3 Malang sendiri merupakan lembaga reguler yang menginovasikan diri dengan pendidikan vokasi. Kelas ini dapat memberikan inspirasi kepada anak-anak untuk berwirausaha.
Selain itu, melalui tes kepribadian, para siswa juga diharapkan terdorong melanjutkan pendidikannya. Pasalnya, memang banyak muridnya yang tidak melanjutkan kuliah. Tahun lalu tercatat dari 160 siswa yang lulus, hanya 8 orang yang melanjutkan kuliah.
"Jadi saya berharap dengan adanya dua program yang diadakan UMM melalui Mobil KaCa-nya ini, siswa kami dapat terbuka pikirannya. Bahwa ada banyak pilihan yang bisa dilakukan meskipun harus sibuk dengan berbagai aktivitas perkuliahan,” sebut Mukhlis, melalui pesan resmi yang diterima Republika.co.id.