REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Banyaknya korban yang terdampak bencana alam di Indonesia, terkhusus Jawa, mendorong Tim Mobil KaCa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menyelenggarakan mitigasi bencana. Medium literasi inklsusif berkonsep Mobil Pintar ini terjun ke tengah siswa SD dan SMP di desa Bambang, Kecamatan Wajak Kabupaten Malang, untuk memberikan edukasi seputar kebencanaan.
Kehadiran Mobil KaCa UMM di tengah siswa-siswi di lereng Semeru ini atas inisiasi kelompok Kuliah Kerja Nyata 18 UMM. Salah satu alasan dipilihnya lokasi ini karena dikenal dengan wilayah yang sering terjadi bencana gampa bumi dan juga longsor. “Mengingat lokasi Desa Bambang Kecamatan Wajak ini berada di lereng gunung Semeru,” kata Koordinator Desa KKN 18 UMM, Fani Wahyu Pamungkas.
Materi mitigasi bencana disampaikan oleh Liyana Nurul Azmi dari Mahasiswa Relawan Siaga Bencana (Maharesigana) UMM yang berafiliasi langsung dengan organisasi Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC). Dalam materi mitigasi bencana ini, para siswa diajarkan bagaimana cara menyelamatkan diri ketika suatu bencana seperti gempa bumi, tanah longsor, banjir dan juga Tsunami sedang terjadi.
Menurut Fani, materi disampaikan dengan cara yang unik dan menggembirakan. Tujuannya, agar para siswa dapat menerima materi yang disampaikan dengan maksimal. Adapun ndtode yang digunakan yakni melalui bernyanyi dan bermain permainan yang kaitannya pada kewaspadaan saat terjadi bencana.
"Bahkan, sempat dilakukan juga simulasi agar para siswa dapat menerapkan secara langsung materi yang diajarkan melalui beragam metode itu," tambah dia.
Selain materi mitigasi bencana, UMM juga menyiapkan kelas menulis cerita anak yang disampaikan oleh Achmad Sulchan An Nauri. Di materi kali ini, para siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap siswa harus membuat satu buah kalimat yang saling berkaitan sehingga menciptakan sebuah rangkaian kalimat yang padu.
Mahasiswa Prodi Teknik Industri UMM menilai, para siswa di desa tersebut memang sejak awal sangat antusias dalam belajar. Hal itu terlihat ketika dia melaksanakan program mengajar di beberapa sekolah dan juga membuka bimbingan belajar di posko pemondokan mahasiswa.
"Namun sangat disayangkan, kurangnya tenaga pendidik di desa ini membuat perkembangan belajar mereka sedikit terhambat,” ungkap Fani, melalui pesan resmi yang diterima Republika.co.id.
Salah satu siswa asal SDN 2 Bambang, Muhammad Hanafi juga mengungkapkan kegembiraannya atas kehadiran mobil kaca ini. Terlebih tentang materi kebencanaan.
“Saya sangat senang dengan adanya mobil pintar ini. Saya bisa membaca buku dan mendapat pengetahuan tentang cara menyelamatkan diri dari bencana yang terjadi,” kata Hanafi.