REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Profesor Syamsul Arifin mengingatkan para apoteker agar tidak meninggalkan aksi dan jiwa kemanusiaannya. Hal ini diungkapkannya saat melantik 48 apoteker di Kampus III UMM, Rabu (25/9).
Menurut Syamsul, nilai kemanusiaan sesungguhnya berada di tingkatan teratas. Bahkan, melebihi posisi agama dan ideologi lainnya. "Maka, jika nanti ada yang mau berobat tidak perlu ditanya agamanya apa, Islam Muhammadiyah atau NU, kalau NU tidak dilayani. Tidak boleh. Harus mendahulukan kemanusiaan,” ungkap Syamsul.
Sekjen Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Noffrendi menekankan agar para lulusan baru bisa segera menentukan profesi yang akan digeluti. Setidaknya sudah mulai menentukan ihwal bidang yang akan ditekuni. Bisa di bidang industri, pelayanan, regulasi dan sebagainya.
"Karena pilihan kalian harus tepat agar bisa menjadi Apoteker yang baik sesuai kemampuan kalian,” ujar Noffrendi, melalui keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Kamis (26/9).
Ketua Komite Farmasi Nasional (KFN), Purwadi menambahkan, apoteker-apoteker yang baru dilantik ini diharapkan mau untuk mengabdi kepada daerah. Sebab, jumlah apoteker di Pulau Jawa, sudah terlalu banyak. Sementara di daerah banyak yang kebingungan tentang informasi obat untuk penyakit yang diderita.
“Anak-anak yang berasal dari daerah, silahkan kembali ke daerah kalian lagi. Mengabdi untuk kampung halaman. Dan anak-anak yang dari (pulau) Jawa yang mau ke daerah saya harap orang tuanya mengizinkan,” tegas Purwadi.