REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Upaya mengintegrasikan keilmuan di dunia kampus dengan kebutuhan praktis di dunia industri terus dilakukan oleh Program Studi Hubungan Internasional (HI) UMM. Salah satunya melalui kunjungan industri ke PT Industri Kereta Api (INKA) di Madiun, beberapa waktu lalu.
Sebanyak 58 mahasiswa HI dan tiga dosen berkesempatan memahami sistem manajemen. Mereka juga mencoba mengetahui perkembangan ekspansi bisnis industri kereta api nasional itu.
Humas PT INKA Dewanta Prayoga menyampaikan, selama ini PT INKA masih sangat lekat dengan pandangan yang sangat teknikal. Padahal, PT INKA sangat membutuhkan sentuhan-sentuhan dari ilmuwan sosial dan politik. Hal ini terutama dalam hal strategi penjajakan dan membangun kerja sama berkelanjutan dalam pemasaran kereta api ke seluruh dunia.
“Kami membutuhkan ilmuwan sosial dan politik, yang dapat memiliki peran sebagai analis pasar negara tujuan, seperti melihat perkembangan ekonominya, potensi ekonomi, pasar, serta persaingan dengan kompetitor,” kata Dewanta dalam pesan resmi yang diterima Republika, Selasa (26/11).
Sementara itu, Staf Bagian Sumber Daya Manusia PT INKA, Rangga Sukmantara memberi pemaparan berkaitan dengan sistem manajemen PT INKA. Kemudian juga menjelaskan bagaimana relasi aktivitas industri PT INKA dengan Hubungan Internasional.
Saat ini, kata Rangga, PT INKA banyak melakukan kerjasama dengan negara dan perusahaan luar negeri. Bahkan, pihaknya tengah menjajaki kerja sama dengan Nigeria, Zimbabwe, dan Mesir dalam pengadaan transportasi berbasis rel. Lebih lanjut, pihaknya membuka peluang bagi penjajakan kerjasama dengan Prodi HI UMM.
PT INKA mengaku bersedia untuk memberikan perkuliahan sebagai dosen tamu untuk mata kuliah di Prodi HI UMM. Beberapa di antaranya seperti materi bisnis internasional, diplomasi dan kajian kawasan. Selain itu, PT INKA membuka peluang untuk magang bersertifikat bagi mahasiswa selama enam bulan.
Dosen Prodi HI Haryo Prasodjo, selaku ketua rombongan menyampaikan, kunjungan industri ke PT INKA telah memberikan perspektif baru bagi mahasiswa HI. Mereka menjadi tahu kereta api bukan sekadar moda transportasi. Namun, kajian tentang kereta api juga memiliki relevansi dengan aspek hubungan internasional kontemporer.
"Kunjungan industri ini perlu ditindaklanjuti dalam bentuk kerja sama untuk pengembangan atmosfer akademik di Prodi HI UMM," tambahnya.