REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Pengurus Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Wilayah Jawa Timur memperkuat kerja sama dalam percepatan program profesi insinyur. Kerja sama ini salah satunya dilakukan melalui rapat koordinasi pada Jumat (15/11) lalu.
"Dari hasil rapat tersebut, kedua belah pihak sepakat untuk melakukan kerjasama percepatan Program Profesi Insinyur bagi pengurus dan anggota PII Wilayah Jawa Timur pada Prodi PPI UMM,” ungkap Ketua Program Studi (Prodi) Program Profesi Insinyur (PPI), Fakultas Teknik (FT) UMM, Annisa Kesy Garsidek.
Sebagai bentuk tindak lanjut dari rapat koordinasi dengan PII Jatim, maka dilakukan penandatanganan naskah perjanjian kerjasama percepatan program profesi insiyur pada Prodi PPI UMM. Penandatanganan dilakukan oleh Ketua Umum Pengurus Persatuan Insinyur Indonesia Wilayah Jawa Timur Mohammad Bisri dan Wakil Rektor I UMM Syamsul Arifin.
Penandatanganan kerja sama dilaksanakan bersamaan dengan yudisium dan pengambilan sumpah lulusan Prodi PPI UMM. Menurut Ketua Umum Pengurus Persatuan Insinyur Indonesia Wilayah Jawa Timur, Profesor Mohammad Bisri, kerja sama tersebut menunjukkan bukti PII Wilayah Jatim dan UMM ingin berkontribusi dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berpengetahuan handal di bidang keinsinyuran.
Bisri menjelaskan, program profesi insinyur pada proses pembelajarnya ada dua model. Pertama, Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) yang berlaku untuk para sarjana teknik yang menempuh masa kerja empat tahun. Sementara untuk lulusan baru harus melakukan magang terlebih dulu selama dua tahun.
"Baru boleh mendaftarkan diri sebagai mahasiswa Prodi PPI. Bekerja, tapi masih berstatus sebagai asisten ahli. Belum sebagai insinyur," kata Bisri dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (29/11).
Wakil Rektor I UMM, Profesor Syamsul Arifin menambahkan, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menjadi sukses. Beberapa di antaranya seperti pengetahuan, keterampilan dan kemampuan. Menurutnya, Fakultas Teknik (FT) merupakan salah satu tempat yang mengondisikan mahasiswanya memiliki aspek-aspek tersebut.
"Sehingga kalau kita menggunakan akreditasi itu, masa tumpunya tidak terlalu lama ketika dihadapkan oleh dunia kerja. Mungkin, belum lulus sudah mendapat pekerjaan,” ungkap Syamsul.