Rabu 18 Dec 2019 04:47 WIB

UMM akan Bahas Prospek Sosial-Politik Jokowi Jilid II

Ini merupakan salah satu wujud sikap peduli sekaligus kontribusi UMM.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Gita Amanda
Fisip Universitas Muhammadiyah Malang akan mengadakan Seminar Nasional bertemakan, “Prospek Pembangunan Sosial Politik Indonesia Di Era Jokowi Jilid II”.
Fisip Universitas Muhammadiyah Malang akan mengadakan Seminar Nasional bertemakan, “Prospek Pembangunan Sosial Politik Indonesia Di Era Jokowi Jilid II”.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) akan mengadakan Seminar Nasional bertemakan, “Prospek Pembangunan Sosial Politik Indonesia Di Era Jokowi Jilid II”. Kegiatan yang akan dilaksanakan pada Rabu (18/12) ini, menghadirkan sejumlah tokoh nasional.

"Kegiatan ini merupakan salah satu wujud sikap peduli sekaligus kontribusi kampus terhadap dinamika sosial politik di Tanah Air, terutama terkait dengan pembangunan sosial politik pascakontestasi elektoral di Indonesia," kata Dekan FISIP UMM, Rinikso Kartono.

Seperti diketahui, kontestasi pemilihan pemimpin tertinggi NKRI telah usai. Jokowi jilid II merupakan pilihan yang telah dilantik sebagai tampuk kepemimpinan negara berikutnya. 

Sejumlah isu pluralisme, politik identitas, hadirnya keterlibatan milenial dalam era sekarang menjadi sebuah fenomena menarik untuk dikaji. Ditambah lagi, dengan hadirnya identitas sebagai simbol yang melekat pada individu ataupun kelompok. Kemudian hal ini dijadikan sebagai salah satu strategi politik kampanye yang tujuannya untuk meraih suara. 

Rinikso menilai, fenomena tersebut sebenarnya tidak menjadi masalah selama tidak menimbulkan keresahan sosial masyarakat. Namun strategi politik identitas dalam kontestasi elektoral yang berkembang cenderung berkembang ke arah destruktif. Dalam hal ini seperti keretakan relasi sosial masyarakat. 

Pesta demokrasi seharusnya menjadi kontestasi yang dapat membawa Indonesia ke arah yang lebih modem. "Mengingat Indonesia adalah negara mayoritas Muslim terbesar di dunia, Indonesia adalah negara multikultur, Indonesia menjadi salah satu sorotan dalam percaturan politik dunia," katanya dalam keterangan pers yang diterima Republika. 

Menurut Rinikso, poblematika tersebut hanya secuil persoalan yang muncul dari kompetisi Pemilu 2019. Namun dia tak menampik ranah elitis sendiri sudah memberikan contoh dan gambaran terkait pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian. Salah satunya kolaborasi yang terjadi dalam Kabinet Indonesia Maju. 

"Akan tetapi persoalan tersebut faktanya di tataran sosial masyarakat masih menyisakan gemuruh perseteruan akibat dari faksi-faksi dukungan terhadap salah satu pasangan calon presiden saat itu," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement