Jumat 07 Sep 2018 04:46 WIB

BNPT Imbau Mahasiwa Laporkan Indikasi Radikalisme di Kampus

Mahasiswa diajak ikut aktif mencegah meluas radikalisme di lingkungan kampus.

Petugas kepolisian mengamankan pelaku teroris saat simulasi penanganan aksi terorisme di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (25/7).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Petugas kepolisian mengamankan pelaku teroris saat simulasi penanganan aksi terorisme di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (25/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Marsda TNI Asep Adang Supriyadi mengajak kalangan mahasiswa untuk ikut aktif mencegah meluas radikalisme di lingkungan kampus. Caranya dengan tidak terlibat kelompok radikal.

Ia juga meminta mahasiswa mewaspadai, mengidentifikasi, dan melaporkan bila menemukan indikasi penyebaran paham radikal di lingkungan kampus. "Kalau di lingkungan kampus ada gejala-gejala radikalisme tolong jangan takut untuk melaporkan kepada dosen, rektor atau pihak kampus lainnya," kata Asep Adang di hadapan 450 mahasiswa baru Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma (Unsurya), di Jakarta, Kamis (6/9).

Ia mengimbau pihak kampus melaporkan kepada BNPT bila mendapat laporan atau menemukan indikasi radikalisme di kampusnya. Sehingga, BNPT bisa melakukan upaya pencegahan agar tidak berkembang lebih lanjut.

Mantan Komandan Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma ini memaparkan tahapan radikalisme yang diawali dari sikap intoleran hingga individu atau kelompok tersebut menjadi jihadis. Dia juga menjelaskan mengenai pengelompokan terorisme yang terdiri atas kelompok inti, militan, simpatisan, dan pendukung. 

Untuk lebih memudahkan pemahaman mahasiswa, dalam kuliah umum itu, Asep Adang juga memutar beberapa video yang menggambarkan proses paham radikal terorisme masuk ke masyarakat, bahkan hingga ke anak-anak.

Rektor Unsurya Marsda TNI (Purn) Potler Gultom mengatakan pihaknya mengundang BNPT sebagai salah satu upaya untuk melakukan pencegahan, agar paham radikal terorisme tidak menyebar di lingkungan kampusnya. "Jadi, dari awal  mahasiswa sudah tahu apa yang harus mereka kerjakan dan apa yang harus mereka hindari," kata mantan Komandan Sesko TNI AU ini pula.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement