REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali membuat berita kontroversial. Kali ini menurut sebuah dokumen resmi yang baru dirilis, Trump memerintahkan seorang fotografer pemerintah untuk mengedit foto resmi pelantikannya.
Fotografer itu memotong ruang kosong penonton. Ini dilakukan agar pengunjung terlihat lebih banyak. Seperti dilansir the Guardian, Jumat (7/9), Trump diduga marah pada foto yang menunjukan jumlah masyarakat yang menyaksikan pelantikannya lebih kecil dari Barack Obama pada 2009.
Kabar perintah editan itu terungkap dalam laporan investigasi Freedom of Information Act oleh pengawas umum departemen dalam negeri AS. Mereka menemukan hal baru soal krisis Trump. Saat itu Gedung Putih secara keliru mengklaim telah menarik penonton terbesar dalam proses pelantikan.
Baca juga, Politikus AS Ramai-Ramai Boikot Pelantikan Donald Trump.
Dugaan perintah Trump itu ada dalam dokumen National Park Service (NPS) pada 21 Januari 2017. Trump disebut menelepon direktur NPS, Michael Reynolds. Dokumen juga menyatakan bahwa Sean Spicer, sekretaris pers Gedung Putih, menelepon para pejabat NPS berulang kali pada hari itu untuk meminta foto-foto yang lebih bagus.
Presiden AS Donald Trump tiba dilokasi acara upacara inagurasi di Gedung Capitol, Washington DC, Jumat (20/1).
Tidak jelas foto mana yang diedit dan apakah foto itu diedarkan secara publik. Detail yang baru diungkapkan tidak dimasukkan dalam laporan akhir penyelidikan yang diterbitkan pada Juni tahun lalu itu.
"Pada saat Trump berbicara di telepon dengan Reynolds pada pagi hari setelah pelantikan, lalu foto-foto beredar secara daring yang menunjukkan bahwa kerumunan orang Trump tidak mencapai Obama," tulis seorang reporter yang berisi satu pasang gambar. Foto itu di-retweet oleh akun Twitter resmi NPS.