REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Banjir bandang menerjang sejumlah jorong, setingkat dusun, di Kabupaten Solok, Sumatra Barat pada Kamis (6/9) malam. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merangkum, bencana alam ini berdampak pada 1.830 jiwa dari 143 kepala keluarga (KK) di Nagari Muaro Paneh dan 1.407 jiwa atau 279 KK di Nagari Kinari.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, banjir bandang kali ini menewaskan 1 orang dan membuat 3 orang dirawat di Puskesmas Muaro Paneh. Sementara untuk kerugian materi, tercatat 142 unit rumah terdampak di Nagari Muaro Paneh dan 279 rumah lainnya juga terdampak di Nagari Kinari.
Sebanyak 3 unit sekolah dan 2 unit masjid juga terdampak banjir bandang. Tak hanya itu, banjir juga merusak 322 hektare sawah dan membuat 3 ton gabah hanyut. Sebanyak 6 unit mobil dan 20 unit motor juga dilaporkan terendam.
"Banjir disebabkan hujan dengan intensitas tinggi," jelas Sutopo dalam rilisnya, Jumat (7/9).
Hujan deras memang terjadi sejak Kamis (6/9) sore kemarin. Tingginya intensitas air yang mengguyur kawasan Bukit Sileh, Arosuka dan sekitarnya hingga pukul 20.00 WIB membuat debit air mulai meningkat dan mendatangkan air bah.
Sutopo melanjutkan, saat ini Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok bersama PMI, TNI/Polri dan relawan melakukan pendataan dan evakuasi korban di lokasi bencana. Berdasarkan laporan petugas di lapangan, banjir sudah surut pada Jumat (7/9) pagi tadi.