REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Australia akan memprioritaskan impor mobil asal Indonesia melalui perundingan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement/IA-CEPA). Mobil buatan Indonesia yang akan dijadikan prioritas impor adalah jenis listrik dan hybrid.
"Dari kemitraan itu kami dapat kemudahan untuk ekspor mobil listrik dan hybrid, tapi untuk mobil biasa (berbahan bakar bensin) itu sama," kata Direktur Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan Ni Made Ayu Martini di Jakarta, Jumat (7/9).
Made memaparkan, melalui IA-CEPA, kedua jenis mobil asal Indonesia tersebut hanya perlu memenuhi 35 persen dari Qualifying Value Content (QVC) atau konten lokal, di mana negara selain Indonesia diharuskan hingga 40 persen. "Jadi 35 persen dari QVC bisa memanfaatkan regional value chain, kemudian dirakit di Indonesia. Misalnya, baterai kita ambil dari luar, terus pasang di sini, kita kirim ke Australia itu bisa. Hanya Indonesia," ungkap Made.
Made menyampaikan, kendati produksi kedua jenis mobil tersebut belum berjalan di Indonesia, namun kemitraan itu melihat untuk jangka panjang, di mana Indonesia saat ini tengah bersiap untuk memproduksi keduanya. "Ini kan untuk produksi masa depan, akan memberikan peluang yang besar bagi industri otomotif di Indonesia," pungkasnya.