Jumat 07 Sep 2018 18:07 WIB

Kebakaran Lereng Gunung Lawu Diduga Akibat Ulah Manusia

Luas lahan hutan Gunung Lawu yang terbakar belum dipastikan.

Red: Nur Aini
Kebakaran Gunung Lawu
Foto: Antara
Kebakaran Gunung Lawu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Administratur Kesatuan Pemangkuan Hutan Lawu menyebutkan kebakaran hutan di lereng Gunung Lawu yang terjadi selama beberapa hari terakhir diduga karena dipicu oleh ulah atau aktivitas manusia.

"Penyebabnya pasti karena ulah manusia. Hanya saja, itu sengaja membakar atau tidak sengaja, semua perlu penyelidikan dan pengumpulan bukti yang lebih akurat," ujar Administratur Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Lawu dan sekitarnya (Ds) Djohan Surjoputro kepada wartawan di Ngawi, Jumat (7/9).

Ia memberi contoh ulah manusia yang tidak disengaja misalnya adalah pembuatan api unggun sementara. Kemudian api unggun dipadamkan dan ditinggal dikira sudah mati, namun ternyata belum padam sempurna. Hal itu bisa memicu terjadinya kebakaran hutan.

Meski menduga kuat kebakaran hutan di Gunung Lawu karena ulah manusia, pihaknya belum membentuk tim untuk menyelidiki kasus tersebut. Ia masih fokus pada upaya pemadaman api. Ia juga belum dapat memastikan luasan lahan hutan yang terbakar kali ini.

"Kami belum menghitung detail luasan hutan yang terbakar. Itu karena kami masih fokus dulu untuk memadamkan api. Setelah api padam, baru kita menggunakan alat yang memadai untuk menghitung luasan yang terbakar," kata Djohan.

Menurut dia, kebakaran saat ini terjadi di hutan lindung Gunung Lawu yang berada di petak 30 BKPH Lawu Utara dan sekitarnya. Untuk memadamkan api, pihaknya telah melibatkan sebanyak 225 personel gabungan dari Perhutani, warga LMDH, TNI, Polri, dan relawan. Selain itu, mereka melibatkan anggota satgas pemadam kebakaran yang ditempatkan di titik lokasi yang terbakar.

Djohan menjelaskan, upaya pemadaman api masih menggunakan teknik umum. Hal itu seperti, pemadaman manual dan membuat ilaran.

Cuaca yang sangat panas, angin yang bertiup kencang, dan lokasi kebakaran hutan yang meliputi daerah pegunungan, menyulitkan petugas dan warga untuk memadamkan api. Meski demkian, timnya berupaya semaksimal mungkin untuk memadamkan api.

Petugas berupaya agar api tidak menyebar ke petak 28 dan 31 BKPH Lawu Utara yang merupakan hutan produksi dengan jenis tanaman pohon pinus. Setelah fokus pada pemadaman api, pihak KPH Lawu Ds akan menurunkan tim untuk melakukan penyisiran terhadap lokasi-lokasi yang mungkin terbakar ulang. Seperti di petak 39 RPH Manyul dan petak 19 RPH Banjaran, yang perlu mendapat perhatian. Sebab, meski api sudah dapat dikendalikan, namun masih terdapat bara yang menyala di petak tersebut.

Pihakya juga menurunkan petugas dan warga untuk melakukan peyisiran ulang, sehingga tidak memicu kebakaran hutan kembali.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement