Jumat 07 Sep 2018 19:06 WIB

Tak Ada Tempat Aman di Afghanistan

Palang Merah Internasional khawatirkan keselamatan warga sipil Afghanistan.

Red: Nur Aini
Masyarakat Kota Kabul, Afghanistan menjajakan dagangannya di pinggir jalan, Rabu (28/2).
Foto: Republika/Andi Nur Aminah
Masyarakat Kota Kabul, Afghanistan menjajakan dagangannya di pinggir jalan, Rabu (28/2).

REPUBLIKA.CO.ID, HELSINKI -- Direktur Jenderal Komite Palang Merah Internasional (ICRC), Yves Daccord pada Kamis (6/9) menyampaikan kekhawatirannya mengenai keselamatan di Afghanistan. Menurutnya, tak ada tempat aman di Afghanistan saat ini.

Pernyataan tersebut dikeluarkan hanya beberapa hari setelah Duta Besar Finlandia untuk Afghanistan mengatakan situasi di sana telah membaik. Namun, Daccord memperkirakan situasi akan tetap sulit sebab tak ada harapan penyelesaian politik.

"Tak ada tempat aman di Afghanistan sekarang, termasuk di Ibu Kotanya, Kabul," ujarnya ke lembaga penyiaran nasional Finlandia, Yle.

Draccord memulai kunjungan dua-hari ke Finlandia. Ia dijadwalkan bertemu dengan Menteri Urusan Perdagangan dan Pembangunan Finlandia Anne-Mari Virolainen dan anggota parlemen.

Dilansir Xinhua, saat membahas masalah migrasi, Draccord mengatakan "penutupan perbatasan untuk sementara" bukan penyelesaian yang bertahan lama. "Eropa harus memutuskan mengenai berapa orang yang bisa diterimanya."

Awal pekan ini, Dinas Imigrasi Finlandia, Migri, membekukan pemberian suaka bagi pemohon dari Afghanistan. Migri mengatakan kepada Yle pada Kamis bahwa garis kebijakan Finlandia mengenai keselamatan orang Afghanistan tampaknya akan jelas pada awal pekan depan.

Telah ada perdebatan terbuka di Finlandia mengenai apakah aman untuk memulangkan pencari suaka yang ditolak ke Afghanistan. Draccord menggaris-bawahi bahwa ia tak mendukung keputusan yang diambil oleh Finlandia.

Penilaian oleh Draccord berbeda dengan komentar Duta Besar Finlandia untuk Kabul Hannu Ropatti pekan lalu. Duta besar itu mengatakan kepada Yle bahwa menurut pendapatnya situasi di Kabul agak membaik.

Ripatti mengatakan jumlah korban jiwa sipil di Afghanistan berada pada tingkat yang sama dengan korban akibat konflik yang berkaitan dengan narkotika di daerah perbatasan antara Meksiko dan Kolombia. Komentar duta besar itu dikutip banyak media di Finlandia. Ia juga mengatakan lebih sedikit warga sipil telah tewas oleh aksi teror di Afghanistan selama dua tahun belakangan ini dibandingkan dengan kecelakaan lalu-lintas di negeri tersebut.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement