REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah Budi Waseso menjabat Perum Bulog pada April lalu, dia mengeluarkan produk beras dalam ukuran sachet. Beras itu, ditargetkan akan menembus pasar hinga mencapai angka 10 ribu ton pada Oktober nanti.
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Tri Wahyudi menyatakan optimistis jika beras dengan kemasan 200 gram itu mampu mencapai angka 10 ribu ton. "Harus, harus optimis sampai 10 ribu ton," kata dia di Pasar Induk Beras Cipinang, Sabtu (8/9).
Menurut Tri, animo masyarakat akan kehadiran beras tersebut cukup tinggi, terutama bagi kalangan masyarakat ekonomi menengah ke bawah dan mahasiswa yang merantau. "Banyak testimoni dari masyarakat, mahasiswa, dan wisatawan yang ke luar negeri membawa beras itu," ujar dia.
Di sisi lain, dia mengaku pihaknya belum mendapatkan data total terkait jumlah beras yang sudah beredar di pasaran. "Sedang diidentifikasi, kan baru uji coba dua bulan ini jadi belum ketahuan beras di daerah mana yang paling laku," jelasnya.
Tri juga yakin, nilai tukar dolar Amerika Serikat yang menguat dalam beberapa hari terakhir tidak akan berpengaruh terhadap harga jual beras sachet. "Enggak ada masalah karena pemerintah cukup kuat, saat ini harga tetap terkendali," ucap dia.
Namun, Bulog belum menyalurkan beras sachet ke tingkat ritel dan pasar yang lebih luas. Hingga saat ini, Bulog masih memfokuskan menjual beras sachet di pasar-pasar tradisional.