REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Bencana gempa yang melanda Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) juga berdampak pada sejumlah destinasi wisata. Salah satunya di Kawasan Pantai Senggigi di Lombok Barat.
Bupati Lombok Barat (Lobar) Fauzan Khalid telah memerintahkan organisasi perangkat daerah (OPD) Lombok Barat untuk ikut membantu pembersihan sejumlah infrastruktur wisata di kawasan Senggigi yang rusak akibat gempa. Fauzan menyampaikan, para ASN di Lombok Barat melakukan gotong royong pembersihan bersama para pengelola hotel, restoran, dan tempat hiburan di kawasan Senggigi sejak Kamis (6/9). "Ini kita lakukan untuk menunjukkan kita siap menghidupkan kembali kawasan Senggigi," ujar Fauzan di Lobar, NTB, Sabtu (8/9).
Pantai Senggigi
Ia menyontohkan, para pelaku usaha perhotelan di Senggigi sejatinya sudah secara mandiri melakukan pembersihan. Hotel Jayakarta misalnya, kegiatan pembersihan puing akibat gempa telah lama dilaksanakan.
Fauzan mengatakan, meski 70 kamar Hotel Jayakarta mengalami kerusakan ringan, namun hotel berbintang ini tetap beroperasi. Pun dengan Hotel Aruna Senggigi yang meski mengalami kerusakan kecil di bagian ballroom, para pegawainya tetap beraktivitas seperti biasa. "Tidak nampak sedikitpun sisa-sisa bencana di hotel yang relatif baru itu," katanya.
Fauzan mengatakan pemulihan objek wisata menjadi fundamental dalam mengangkat kembali citra dan roda perekonomian masyarakat yang banyak bergantung pada sektor pariwisata. Fauzan sendiri sedang merencanakan revitalisasi kawasan ini. Namun karena gempa dan masalah anggaran, kegiatan itu terpaksa ditunda.
Pantai Senggigi
Meski begitu, Pemkab Lombok Barat tetap akan menyelengarakan Festival Pesona Senggigi yang akan digelar pada 21 hingga 22 September 2018. Semula, kata dia, kegiatan itu akan dihelat pada awal Oktober. Namun dimajukan karena berdekatan dengan event Mekaki Marathon 2018 yang akan diselenggarakan pada 28 Oktober 2018. "Insya Allah, selesai itu, kita kembali gelar Jazz Festival di Senggigi pada November seperti Sunset Jazz Festival tahun lalu," ucap Fauzan.
Sebelumnya, Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Lobar, Lale Prayatni mendesak para ASN untuk turun membantu pembersihan puing lokasi wisata di Senggigi. "Kita harus bantu mereka, baik itu melakukan pembersihan, menata lampu-lampu, maupun memberikan keringanan dalam hal pajak dan retribusi," ujar Lale.
Dia mengatakan, kawasan Senggigi merupakan aset pariwisata nasional yang menjadi penyumbang pendapatan terbesar bagi Pemkab Lobar. "Paling tidak 60-an persen PAD Lobar bersumber di sektor yang berkembang di kawasan tersebut, baik berupa pajak maupun retribusi," ungkap Lale.
Pascagempa, lanjutnya kondisi di Senggigi pun terimbas dan menjadi sepi. Lale menilai menyusutnya tingkat hunian hotel dan kunjungan wisatawan akan berpengaruh signifikan terhadap PAD Lobar. "Estimasi kami, paling tidak Rp 41 miliar potensi PAD yang dikelola oleh Bapenda hilang karena Senggigi sepi," kata dia.
Untuk itu, ia sedang mengkaji untuk memberi beberapa kemudahan bagi para pelaku usaha wisata di Lobar yang terkena dampak gempa. "Tergantung permintaannya, selama dibolehkan oleh peraturan," kata Lale menambahkan.