Sabtu 08 Sep 2018 17:06 WIB

Atlet Kebanjiran Bonus, Kemenpora: Itu Fenomena Biasa

Sudah banyak kasus atlet Tanah Air kesulitan keuangan ketika pensiun.

Rep: Frederikus Dominggus Bata/ Red: Endro Yuwanto
Gatot S Dewa Broto
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Gatot S Dewa Broto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hadiah untuk para atlet Indonesia peraih medali Asian Games 2018 terus berdatangan. Sebelumnya saat penutupan event tersebut, Jonatan Christie dan rekan-rekan sudah mendapat bonus dari pemerintah pusat.

Belakangan, berbagai pihak mengikuti langkah pemeritah itu. Para atlet berprestasi juga mendapat bonus dari sejumlah perusahaan swasta dan klub tempat mereka menimba ilmu.

Terkait hal ini, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) tidak mempermasalahkan. "Saya kira itu fenomena biasa, sama seperti dulu, Owi-Butet, kemudian Zohri," kata Sekretaris Kemenpora Gatot Dewa Broto saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (8/0).

Tontowi Ahmad (Owi)/Liliyana Natsir adalah pasangan ganda campuran bulu tangkis Tanah Air. Mereka kebanjiran bonus usai meraih medali emas Olimpiade Rio de Janiero, Brasil, pada 2016 lalu.

Kemudian, Lalu Muhammad Zohri. Pelari asal Nusa Tenggara Barat itu peraih emas nomor lari 100 meter pada Kejuaraan Dunia Atletik U-20 di Finlandia.

Gatot menerangkan dua kasus di atas sebagai contoh pola yang biasa terjadi. Baik Owi/Butet maupun Zohri kebanjiran bonus usai mengharumkan nama Indonesia di pentas internasional. Kini, banyak atlet lainnya mendapat berkah serupa. "Yang penting jangan sampai mengendorkan prestasi mereka. Kedua jangan sampai mereka jor-joran," ujar Gatot mengimbau.

Gatot mengungkapkan, sudah banyak kasus atlet Tanah Air kesulitan keuangan ketika pensiun. Menurutnya hal tersebut imbas dari kesalahan pengaturan pemasukan saat berjaya.

Mengantisipasi hal ini, kata Gatot, pemerintah akan mendorong agar para atlet mendapat pelatihan berwiraswasta. "Di beberapa cabor (cabang olahraga) sudah mengadakan sendiri," ujarnya.

Mengenai kelanjutan prestasi, Gatot optimistis hal itu tercapai. Banjir bonus, menurut dia, tak membuat para atlet kehilangan fokus.

Gatot kembali mencontohkan Zohri. Setelah juara dunia dan mendapat berbagai bonus, pemuda asal Nusa Tenggara Barat itu meraih perak pada Asian Games 2018. Saat itu yang bersangkutan turun di nomor lari estafet putera 4x100 meter putera. "Itu menunjukkan bonus tidak menggoda (mengganggu fokus)," ujar Gatot menegaskan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement

Komentar

Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement