REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Novel To Kill a Mocking Bird akan tersedia dalam bentuk novel grafis. Novel karya Harper Lee ini terkenal dan disanjung karena menggambarkan rasisme dan ketidakadilan yang dijatuhkan pada orang kulit berwarna.
Menurut laporan di The Telegraph, seperti yang dilansir dari Indian Express, Ahad (9/9), proyek novel grafis ini diserahkan pada seniman Inggris bernama Fred Fordham. Fordham mengungkapkan, To Kill a Mockingbird dianggap lebih dari sekadar novel, tetapi acara budaya.
Menurut laporan yang sama, Fordham yakin mengambil proyek setelah ia melakukan perjalanan ke kampung halaman Lee di Monroeville, Alabama. Fordham kemudian berpendapat novel grafis tidak boleh dibaca sebagai pengganti karya asli dan tidak harus dibaca sebagai karya alternatif reduktif.
"Untuk mencoba dan melakukan adaptasi grafis dari sesuatu agar lebih mudah untuk dibaca hampir pasti akan melakukan tindakan merugikan terhadap novel aslinya," kata Fordham.
"Begitu juga dengan novel grafisnya. Ini harus dibaca juga, bukan sebaliknya," ujarnya lagi.
Selain itu, Fordham juga membicarakan tema-tema novel yang masih relevan. Novel To Kill a Mockingbird memiliki humor dan menggunakan bahasa yang hangat untuk menyampaikan pengamatan penulis terhadap keluarga, tetangga, dan lingkungan penulis saat usia 10 tahun.
"Dalam banyak hal sangat mudah dibaca, sedikit ringan dan lucu. Tapi begitu banyak yang jauh lebih mengerikan daripada apa yang dilihat oleh mata seorang anak," katanya.