Ahad 09 Sep 2018 17:05 WIB

Gerindra: Kurangi Proyek Infrastruktur tak Sesuai Kemampuan

Pelaku usaha harus tergugah untuk menukar dolar ke rupiah.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua DPP Partai Gerindra, Ahmad Riza Patria
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Ketua DPP Partai Gerindra, Ahmad Riza Patria

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria menilai pemerintah harus mengurangi impor produk dan pembangunan infrastruktur yang tidak sesuai dengan kemampuan APBN. Ini perlu segera dilakukan untuk mengatasi persoalan anjlok nilai tukar rupiah terhadap dolar.

"Pemerintah harus mengatasi dengan mengurangi sebesar mungkin produk-produk yang bergantung pada dolar. Kemudian mengurangi infrastruktur yang sudah berlebihan yang tidak sesuai dengan kemampuan, infrastruktur ini baik tapi harus sesuai dengan kemampuan negara," kata dia, Ahad (9/9).

Menurut Riza, keadaan perekonomian negara saat ini tergolong berat. Terlebih, pelemahan nilai tukar rupiah yang sempat menyentuh Rp 15 ribu itu bisa berdampak pada barang-barang impor yang menjadi kebutuhan masyarakat, seperti gula dan beras.

Riza mengatakan, langkah bakal cawapres Sandiaga Uno menukar dolar miliknya ke rupiah patut ditiru oleh para pelaku usaha lain. Menurutnya, pelaku usaha maupun konglomerat sebagai penikmat sumber daya alam di negara ini seharusnya tergugah untuk turut menukar dolar ke rupiah.

Pemerintah, dinilai Riza perlu memaksa para pelaku usaha untuk menukar dolarnya ke rupiah demi memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dolar. Sebab, menurutnya, tidak sedikit juga pengusaha yang merongrong pemerintah untuk mendapatkan proyek. Karena itu, tepat bila saat ini pemerintah memaksa balik pengusaha.

"Bukan cuma mengimbau (menukar dolarnya ke rupiah), tapi juga harus memaksa. Waktu para pengusaha para konglomerat minta proyek banyak juga yang memaksa dengan caranya masing-masing. Kan begitu. Sekarang saatnya pemerintah memaksa para pengusaha yang punya dolar itu jual dolarnya," jelas dia.

Baca juga, Mengapa Penguatan Rupiah Berlanjut?

Pada Jumat (7/9) kemarin, di pasar spot, pukul 15.00 WIB, satu dolar AS setara dengan Rp 14.875. Level itu melemah tipis dibanding saat pembukaan perdagangan Jumat pagi di Rp 14.868. Meski menurun, rupiah sepanjang dua hari terakhir bergerak di zona penguatan, dan semakin menjauh dari level Rp 15 ribu per dolar AS.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengapresiasi para pengusaha yang menukarkan valuta asing (valas) miliknya dengan rupiah dalam beberapa hari terakhir. "Hari ini pergerakan pasokan dan permintaan terus berlangsung. Itu jadi bagian penting kenapa rupiah stabil," ujar Perry.

Akibatnya, suplai atau pasokan di pasar valas menjadi bertambah sehingga permintaan dapat terpenuhi. Ketersediaan likuiditas dolar AS di pasar akhirnya membuat nilai mata uang rupiah terapresiasi dalam beberapa hari terakhir.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement