REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Perubahan rute KA Wijayakusuma mengubah tingkat okupansi KA tersebut. Manajer Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto, Jawa Tengah, Supriyanto menyebutkan, setelah dilakukan perpanjangan rute, KA Wijayakusuma tidak pernah sepi dari penumpang.
''Sejak dioperasikan 1 September 2018 lalu, tingkat okupansi KA Wijayakusuma selalu di atas 100 persen. Jauh berbeda dibanding saat masih melayani rute awal,'' jelasnya, Sabtu (8/9).
KA yang namanya diambilkan dari nama bunga yang tumbuh di Pulau Nusakambangan ini, awalnya hanya melayani rute Cilacap-Yogya-Cilacap dan Cilacap-Solo-Cilacap dalam sehari. Namun sejak 1 Oktober 2019 lalu, dilakukan perpanjangan rute Cilacap-Surabaya-Banyuwangi PP.
Supriyanto menyebutkan, minat dan antusiasme masyarakat menggunakan KA Wijayakusuma setelah dilakukan perpanjangan rute, bahkan di luar perkiraan. ''Awalnya, kita menargetkan tingkat okupansi rata-rata 80 persen dari kapasitas tempat duduk. Namun sejak dioperasikan hingga saat ini, tingkat okupansi ternyata selalu di atas 100 persen,'' jelasnya.
Menurutnya, tingkat okupansi yang mencapai lebih di atas 100 persen, karena banyak penumpang tidak melakukan perjalanan dengan rute maksimal Cilacap-Banyuwangi. Para penumpang, umumnya menempuh perjalanan pada jarak antar stasiun di sepanjang rute tersebut.
''Hal ini yang menyebabkan rute KA Wijayakusuma bisa di atas 100 persen. Setiap ada penumpang turun di satu stasiun, selalu diisi dengan penumpang yang naik sehingga tempat duduk tidak pernah kosong,'' katanya.
Sejak dioperasikan, KA Wijayakusuma memiliki rangkaian empat gerbong eksekutif dan tiga gerbong ekonomi premium. Dengan jumlah gerbong tersebut, kapasitas tempat duduk yang disediakan berjumlah 392 tempat duduk terdiri 200 tempat duduk di gerbong eksekutif dan 192 tempat duduk di gerbong ekonomi premium.
Menyikapi hal ini ini, Kepala PT KAI Daop 5 Purwokerto Mohamad Nurul Huda Dwi Santoso menyatakan akan terus menggali potensi pasar KA penumpang, dengan melayani rute-rute baru. ''Saat ini kami juga sedang mengkaji rute lain, seperti Cilacap-Cirebon, Cilacap-Semarang, atau Purwokerto-Cirebon-Bandung. Kalau kajian memang layak, maka akan kita layani juga dengan KA baru,'' jelasnya.