Ahad 09 Sep 2018 20:39 WIB

Sail Moyo Tambora dan Kebangkitan Pariwisata NTB Pascagempa

Sail Moyo Tambora diikuti sedikitnya 140 yacht.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Muhammad Hafil
Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zainul Majdi, menghadiri Sail Moyo Tambora 2018.
Foto: Kemendes PDTT
Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zainul Majdi, menghadiri Sail Moyo Tambora 2018.

REPUBLIKA.CO.ID,  LOMBOK – Gempa yang mengguncang Lombok secara khusus dan Nusa Tenggara Barat (NTB) secara umum sekitar dua bulan terakhir berdampak pada sektor pariwisata. Diperkirakan, sektor pariwisata di NTB mengalami kerugian hingga mencapai lebih dari Rp 1 triliun.

Hal tersebut berdasarkan catatan DPD Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) NTB. Kerugian itu karena hotel tidak terisi maksimal. Hingga akhir Agustus,  kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) baru mencapai 50 persen dari target 4 juta kunjungan pada 2018.

Namun, dia optimistis target tersebut masih bisa dipenuhi hingga akhir tahun ini.

Namun, kondisi itu tak membuat para pemangku kepentingan sektor pariwisata menyerah. Berbagai upaya terus dilakukan agar pariwisata di Lombok kembali bergeliat.Salah satunya, dengan ajang Sail Moyo Tambora 2018 yang resmi dibuka pada Ahad (9/9) oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan di Pelabuhan Badas, Kabupaten Sumbawa.