Senin 10 Sep 2018 10:05 WIB

Wajah Baru Terminal Sumbawa Diharapkan Dorong Ekonomi Daerah

Bandara ini menjadi pintu masuk wisatawan yang ingin menyaksikan Sail Moyo Tambora.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolanda
Sejumlah petugas memeriksa pesawat ATR 72-600 Garuda Indonesia yang tiba di Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin, Sumbawa Besar usai melakukan penerbangan khusus (explore flight) dari Bandara Internasional Juanda, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (23/7).
Foto: antara
Sejumlah petugas memeriksa pesawat ATR 72-600 Garuda Indonesia yang tiba di Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin, Sumbawa Besar usai melakukan penerbangan khusus (explore flight) dari Bandara Internasional Juanda, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (23/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mewakili Presiden Joko Widodo meresmikan terminal baru Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin di Sumbawa pada Ahad (9/9). Penandatanganan prasasti peresmian dilakukan pada puncak acara Sail Moyo Tambora 2018 di Pelabuhan Badas, Sumbawa.

Peresmian tersebut juga dihadiri Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pariwisata Arif Yahya, Pelaksana tugas (Plt) Dirjen Perhubungan Udara Pramintohadi Sukarno, Gubernur NTB Tuan Guru Bajang (TGB) M Zainul Majdi, Bupati Sumbawa HM Husni Djibri, dan perwakilan dari TNI AL dan Polri.

Budi mengharapkan keberadaan terminal baru bandara tersebut dapat meningkatkan konektivitas transportasi dan meningkatkan perekonomian di Sumbawa. "Utamanya dari sektor pariwisata dan perdagangan dengan mengangkut wisatawan luar dan dalam negeri menuju Sumbawa serta membawa barang produksi lokal Sumbawa ke luar daerah," kata Budi di Sumbawa.

Pemerintah membangun bandara-bandara di Lombok dan Sumbawa agar tercipta konektivitas serta bisa menunjang dan meningkatkan pariwisata dan perekonomian di Nusa Tenggara Barat (NTB). Dengan begitu, Budi menegaskan NTB dapat bangkit kembali usai dilanda gempa bumi beberapa waktu lalu.

Sementara itu, TGB menyambut baik pengembangan Bandara M Kaharuddin tersebut. Menurutnya pengembangan bandara yang memadai untuk selanjutnya dapat menumbuhkan perekonomian daerah sekitarnya begitu juga di Sumbawa. 

"Sentuhan infrastruktur transportasi yang diiringi kesadaran masyarakat maka akan membuat daerah setempat bisa tumbuh. Tahun kemarin pertumbuhan ekonomi di NTB 7,1 persen. Semoga tahun ini lebih baik," ujar TGB. 

Sebelumnya, Pramintohadi mengatakan perkembangan Bandara Sultan M Kaharuddin sangat pesat, terutama jika dilihat dari jumlah pertumbuhan penumpang. Pada 2015, penumpang yang menggunakan bandara ini sebanyak 77.365 penumpang. Pada 2017, jumlahnya meningkat menjadi 112.096 penumpang atau tumbuh hampir 50 persen. 

Hingga Juli 2018, menurut Pramintohadi jumlah penumpang sudah mencapai 112,1 ribu orang dan diprediksi bisa mencapai 116 ribu penumpang pada akhir tahun. "Jika penumpang mencapai 200 ribu penumpang per tahun, maka dalam beberapa tahun ke depan terminalnya harus dikembangkan lagi," tutur Pramintohadi. 

Dengan adanya tren pertumbuhan penumpang tersebut, Pramintohadi menilai sudah saatnya bandara tersebut dikembangkan sehingga sisi keamanan dan pelayanan kepada maskapai hingga penumpang lebih baik. Pramintohadi berharap pengembangan tersebut dapat menarik minat maskapai dan penumpang untuk berkunjung dan lebih membuka konektivitas. 

Gedung terminal baru di bandara tersebut dibuat dengan kenyamanan yang lebih bagi maskapai dan penumpang pengguna jasa transportasi udara. Setelah dikembangkan, saat ini terminal baru mempunyai bandara di Sumbawa itu memiliki luas 2.790 meter persegi, lebih luas empat kali lipat dari terminal lama yang luasnya hanya 840 meter persegi. Ruang kedatangan juga diperluas dari 96 meter persegi menjadi 480 meter persegi. Sedangkan ruang tunggu juga diperluas dari 120 meter persegi menjadi 960 meter peraegi. 

Selain itu juga dilakukan perbaikan toilet untuk ruang keberangkatan, kedatangan, dan untuk umum. Terminal tersebut juga dilengkapi dengan fasilitas untuk difabel seperti toilet dan kursi ruang tunggu. Bandara juga mempunyai fasilitas landasan pacu sepanjang 1.650 meter yang bisa melayani operasional pesawat sejenis ATR 72, dua taxi way yang keduanya berukuran 93 meter serta apron berukuran 240 meter dengan empat parking stand pesawat ATR 72. 

Saat ini, Bandara M Kaharuddin melayani operasional maskapai Garuda Indonesia dengan tujuan Lombok sebanyak tujuh kali dalam seminggu. Begitu juga maskapai Wings Air dengan tujuan Lombok sebanyak 14 kali seminggu dan menggunakan pesawat jenis ATR 72. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement