Senin 10 Sep 2018 18:55 WIB
Jelang Tahun Hijriyah

MUI Imbau Masyarakat Miliki Sikap Toleransi

Pemerintah harus sungguh-sungguh bekerja dan berpihak pada kepentingan rakyat kecil.

Rep: Novita Intan/ Red: Agus Yulianto
Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Saadi.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Saadi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyerukan kepada kaum Muslimin agar memasuki Tahun Baru 1440 Hijriyah dengan penuh keimanan, ketakwaan dan keikhlasan serta senantiasa mengharap ridla Allah SWT dalam suasana hati yang sejuk, tenang dan damai.

Wakil Ketua Umum MUI, Zainut Tauhid Sa’adi mengatakan, pada 1440 Hijriah ini dapat meningkatkan amal kebajikan agar dapat memberikan kemanfaatan sebesar-besarnya bagi umat manusia, bangsa dan negara. “MUI menyeru kepada kaum Muslimin untuk mengembangkan sikap toleransi (tasamuh), keseimbangan (tawazun), dan bersikap adil (i'tidal) dalam menjalankan ajaran agama,” ujarnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika.co.id, Senin (10/9). 

Menurutnya, himbauan tersebut agar masyarakat tidak terjebak pada pertentangan dan perselisihan sempit (furuiyyat) dalam menjalankan ajaran agama, demi mewujudkan persaudaraan Islam (ukhuwah Islamiyyah) dan  persatuan umat (wihdatul ummah).

“Kami juga mengajak kepada seluruh komponen bangsa untuk mengembangkan wawasan kebhinnekaan sejati, menciptakan kehidupan berbangsa dan bernegara yang rukun, harmonis, saling menghormati, mencintai dan menolong dalam semangat persaudaraan kebangsaan (ukhuwah wathaniyyah),” ucapnya.

Di sisi lain, ia mengingatkan, tahun politik sekarang ini semua pihak khususnya elit politik hendaknya bisa menahan diri dalam mengekspresikan politiknya termasuk dalam menyampaikan pernyataan pendapat agar tidak membuat suasana semakin panas, tegang dan penuh dengan kecurigaan. Menurutnya, perbedaan pilihan tidak harus diwarnai dengan saling menjelekkan dan memfitnah, menyebarkan hoaks dan ujaran kebencian.

“Karena hal tersebut selain tidak memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat juga dapat menimbulkan gesekan dan retaknya bangunan kebangsaan kita,” ungkapnya.

Untuk itu, dia meminta umat menjadikan perbedaan aspirasi politik sebagai rahmat untuk saling menghormati dan memuliakan agar ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wathaniyah tetap terpelihara.  “MUI mengingatkan kepada para penyelenggara negara, bahwa tujuan dibentuknya NKRI adalah untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa,” ucapnya.

Dia juga meminta pemerintah harus lebih sungguh-sungguh bekerja dan berpihak kepada kepentingan rakyat kecil sehingga kesenjangan dan ketidakadilan dapat segera diatasi. MUI mengajak kepada seluruh bangsa Indonesia agar menjadikan Tahun Baru Islam 1440 Hijriah sebagai tahun kepedulian sosial terhadap sesama.

“MUI mengimbau kepada para dermawan (aghniya), pengusaha baik BUMN maupun swasta untuk menggalang solidaritas nasional dalam rangka meringankan beban penderitaan saudara-saudara kita yang sedang tertimpa musibah khususnya di Lombok Nusa Tenggara Barat,” ungkapnya.

Hal tersebut sebagai bentuk refleksi dari nilai-nilai kemanusiaan, kasih sayang, kepedulian dan saling menolong antarsesama dalam kebajikan dan ketakwaan untuk mewujudkan tatanan masyarakat yang adil, bahagia, sejahtera lahir dan batin.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement