REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam menyebar ke Guyana melalui perdagangan budak. Muslim Mandingo dan Fulani dibawa dari Afrika Barat untuk bekerja sebagai budak di perkebunan gula Guyana.
Namun, kondisi perbudakan yang ditindas koloni tersebut menyebabkan praktik Islam hilang sampai 1838 ketika 240 ribu orang Asia Selatan dibawa dari India modern, Pakistan, dan Afghanistan.
Baca: Guyana Jamin Kebebasan Beragama Umat Islam
Setelah kemerdekaan Guyana dari Inggris pada 1966, Guyana membangun hubungan diplomatik dengan negara-negara Arab seperti Mesir, Irak, dan Libya. Negara-negara tersebut membuka kedutaan besar di ibu kota Georgetown.
Beberapa pemuda Muslim pergi ke Arab Saudi, Mesir dan Libya untuk belajar teologi Islam dan bahasa Arab. Pada 1996, Presiden Guyana Cheddi Jagan melakukan kunjungan ke Suriah, Kuwait, Bahrain, Qatar, Uni Emirat Arab, dan Lebanon dan menunjuk seorang utusan Timur Tengah.
Baca: Geliat Pendidikan Islam di Guyana
Pada tahun yang sama, Guyana secara resmi menjadi anggota tetap dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI). Dan pada 1998, Guyana menjadi negara bagian OKI yang ke-56.