REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Mantan Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Razak mengungkapkan bagaimana dirinya menerima dana 100 juta dolar AS yang disumbangkan Raja Arab Saudi, Abdullah Abdulaziz Al-Saud. Dana sumbangan tersebut diterima Najib tujuh tahun lalu.
Najib mengemukakan hal itu melalui akun facebook-nya di Kuala Lumpur, Senin (10/9) malam. Najib mengatakan, pengungkapkan itu untuk membersihkan namanya dari pelbagai tuduhan dan fitnah yang mendakwanya mengubah uang haram.
Dia mengatakan Raja Abdullah setuju mendukung Barisan Nasional selepas Kebangkitan Arab atau 'Arab Spring' setelah 2010, tetapi beliau tidak mau sumbangan itu diungkap. Lantaran kebimbangan dan hubungan akrab pihaknya, ujar dia, pada awal 2011 baginda berjanji untuk turut menyediakan dana kepada dirinya dan partai bagi kegunaan di Malaysia.
"Seperti kain kiswah dan kuota haji tambahan, sumbangan ini juga tidak mahu disampaikan. Terdapat beberapa orang saksi pada masa itu ketika janji ini disampaikan," tulisnya.
Najib turut memuat beberapa gambar mengenai dokumen bank terkait sumbangan tersebut. Salah satu dokumen itu ialah surat dari kantor pribadi Saud Abdulaziz Majid al-Saud memberikan 100 juta dolar AS kepada Najib yang mempunyai hak penuh untuk menentukan hadiah itu digunakan bagi "mempromosikan Islam untuk terus berkembang".
Najib berkata surat pertama daripada beberapa surat menbenarkan sumbangan dari Saudi untuk beberapa tahun berikutnya. "Pada 1 Februari 2011, Putera Abdulaziz Al-Saud menulis kepada saya memberitahu bahwa Arab Saudi akan menyediakan 100 juta dolar AS (setara 415 juta ringgit) kepada saya pada 2011. Dokumen pemindahan uang SWIFT bagi 2011 menunjukkan 20 juta dolar AS dipindahkan dari akun Putera Faisal bin Turkey bin Al Saud dan 80 juta dolar AS dipindahkan daripada akun Kementerian Keuangan Arab Saudi kepada saya," katanya.
Oleh karena itu, kata Najib, Kementerian Luar Arab Saudi sudah dua kali mengumumkan secara terbuka bahwa kerajaan mereka memberi sumbangan kepada dirinya tanpa syarat terhadapnya.