REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai transaksi pembelian di Inggris yang dilakukan dengan menggunakan kartu sekarang menyumbang lebih dari tiga perempat penjualan ritel. Menurut British Retail Consortium (BRC), penggunaan uang tunai turun satu persen dibanding dengan tahun lalu dan sekarang hanya menyumbang sekitar 22 persen dari pembelian.
Tapi, pergantian ke kartu tidak menghentikan laju pengeluaran masyarakat Inggris. Dilansir di BBC, Senin (11/9), setidaknya terdapat 20 miliar transaksi ritel sepanjang tahun. Ini berarti, 54 juta transaksi terjadi per hari atau 40 ribu kali per menitnya.
Menurut badan perdagangan perbankan UK Finance pada Juni, kartu kredit mengambil alih sistem pembayaran Inggris untuk pertama kalinya pada tahun lalu. Laporan tahunan Payment Survey dari BRC terbaru juga menguatkan tren tersebut.
Dalam laporan, kartu digunakan membayar komoditas dengan nilai hingga 277,1 miliar euro atau Rp 476 triliun pada 2017. Nominal tersebut menempati 76 persen dari seluruh penjualan ritel, melewati rekor 75 persen untuk pertama kalinya.
Sementara itu, penggunaan tunai terus mengalami penurunan, baik dari segi transaksi ritel (jatuh 0,5 persen) maupun penjualan ritel (jatuh 1,2 persen). Penurunan penggunaan tunai salah satunya disebabkan meningkatnya pemakaian kartu untuk barang bernilai rendah yang secara tradisional sempat didominasi tunai. Ini dibantu peningkatan dan kemudahan penggunaan teknologi contactless, di mana kartu bisa digunakan dengan menempelkan di reader tanpa perlu memasukkan nomor pin.
Faktanya, UK Finance mengestimasi 3,4 juta orang sudah hampir tidak menggunakan tunai sepanjang tahun. Konsumen muda atau mereka yang berusia 25 sampai 34 tahun menjadi yang paling dominan.