Selasa 11 Sep 2018 12:18 WIB

Cina Gabung Latihan Perang Terbesar Bersama Rusia

Latihan militer gabungan akan melibatkan 300 ribu prajurit.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Kapal militer Rusia di pangkalan Baltiysk.
Foto: press tv
Kapal militer Rusia di pangkalan Baltiysk.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia akan menggelar latihan militer terbesar sepanjang sejarah yang dinamakan Vostok-2018. Pasukan militer Cina juga akan bergabung dalam latihan militer rutin tahunan tersebut.

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan ada sekitar 300 ribu prajurit yang akan menjalani latihan di Vostok-2018.

"Bayangkan 36 ribu kendaraan militer bergerak di waktu bersamaan, tank, kendaraan pengakut pasukan, kendaraan tempur dan di atas semuanya, tentu dalam situasi yang semirip mungkin dengan perang," kata Shoigu, seperti dilansir dari Digital Journal, Selasa (11/9).

Saat masih bergabung dengan Uni Soviet, Rusia juga pernah menggelar latihan militer yang sangat besar. Pada 1981, Uni Soviet pernah menggelar latihan yang melibatkan 100 ribu sampai 150 ribu prajurit dalam latihan militer yang dinamakan Zapad-81.

Latihan militer yang sangat masif itu dilakukan setelah hubungan Rusia dengan negara-negara Barat semakin merenggang. Hal itu terutama karena keterlibatan Rusia dalam konflik dan perang yang terjadi di Ukraina dan Suriah. 

Latihan militer tersebut akan digelar di sebelah Timur Siberia. Tidak hanya Cina, Vostok-2018 juga akan melibatkan pasukan Mongolia. Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin dipastikan menghadiri Vostok-2018 setelah memberikan sambutan di Forum Ekonomi Rusia di Vladivostok dimana Presiden Cina Xi Jinping juga menjadi salah satu tamu yang di undang.

Di Vostok-2018 ini Rusia akan memperlihatkan teknologi militer terbaru mereka.  Mereka akan memperlihatkan Misil Iskander yang memiliki nuklir, tank T-80 dan T-90 dan pesawat terbaru mereka Su-34 dan Su-35. Di laut Rusia akan membawa kapal tempur yang mereka gunakan di Suriah.

NATO sebelumnya sudah mengutuk Vostok-2018 karena latihan militer ini dianggap akan memicu perang. NATO menilai latihan militer tersebut menunjukkan Rusia siap menghadapi konflik skala besar.

"Ini sesuai dengan pola yang kami lihat dari waktu ke waktu, semakin keras Rusia, secara signifikan meningkatkan anggaran pertahanan dan menunjukan kehadiran militer mereka," kata juru bicara NATO Dylan White.

Hubungan Rusia dengan negara-negara Barat mulai merenggang sejak Putin memutuskan untuk menyerang Ukraina pada 2014 lalu. Tindakan Rusia itu menyebabkan konflik berkepanjangan di negara Eropa Timur tersebut.

Pada bulan lalu juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyangkal Rusia bertindak semakin agresif. Ia mengatakan Rusia hanya berusaha untuk mempertahankan diri di tengah situasi global yang semakin memanas.

"(Meningkatkan) kemampuan untuk mempertahankan diri di tengah situasi internasional yang seringkali agresif dan tidak ramah terhadap negara kami sangat diperlukan, esensial, dan tidak alternatif lain," kata Peskov.

Pada latihan militer tahun lalu, Vostok-2017 Rusia hanya mengerahkan 155 ribu pasukan. Artinya tahun ini di Vostok-2018 Rusia mengerahkan pasukan dua kali lipat dari tahun sebelumnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement