Selasa 11 Sep 2018 18:25 WIB

KIK: Pelukan Ma’ruf-Mahfud Bukti tak ada Perseteruan Politik

Bakal Cawapres Ma'ruf Amin berpelukan dengan Mahfud MD saat bertemu di sebuah acara.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Bayu Hermawan
Bakal calon wakil presiden sekaligus Rais Aam PBNU KH Ma'ruf Amin menghadiri Silaturahim Nasional PBNU bersama PWNU se-Indonesia di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Kamis (30/8).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Bakal calon wakil presiden sekaligus Rais Aam PBNU KH Ma'ruf Amin menghadiri Silaturahim Nasional PBNU bersama PWNU se-Indonesia di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Kamis (30/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bakal calon wakil presiden KH Ma’ruf Amin berpelukan dengan Mahfud MD saat menghadiri resepsi pernikahan putra Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI, Bambang Soesatyo, Senin (11/9) malam. Koalisi Indonesia Kerja (KIK) menilai pelukan kedua tokoh tersebut menjadi bukti tak ada perseteruan diantara mereka.

"Tadinya banyak yang termakan isu seolah-olah ada perseteruan antara kedua tokoh ini, ternyata tidak. Jadi terjawab sudah semuanya," kata Ketua DPP Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir kepada Republika.co.id, Selasa (11/9).

Inas mengatakan, seorang Mahfud MD merupakan sosok yang tidak begitu berambisi dan selalu bersikap legawa. Hal itu tercermin dari sikap Mahfud MD yang mengakut tidak kecewa akan keputusan Presiden Joko Widodo yang tak jadi memilihnya sebagai cawapres. Pelukan kedua tokoh ini sekaligus menunjukkan tidak ada tensi politik tinggi di tubuh KIK.

Adanya ungkapan kekecewaan dari relawan Jokowi, dinilai Inas merupakan sesuatu yang wajar. Sebab, terpilihnya Kiai Ma’ruf hampir tak terduga oleh seluruh pihak, termasuk relawan. Namun, ia memastikan relawan akan tetap solid apalagi setelah menyaksikan keakraban antara Ma’ruf Amin dan Mahfud MD.

"Relawan Jokowi intinya kan mendukung Pak Jokowi. Jadi sebetulnya tidak ada pengaruh dipilihnya Kiai Ma’ruf," ujar Inas.

Dia menilai, ketegangan suhu politik justru sedang terjadi di koalisi pengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang menjadi rival pejawat. Hal itu salah satunya diperlihatkan dari sikap Partai Demokrat yang memberikan dispensasi untuk kader di beberapa daerah yang ingin mendukung Jokowi-Ma’ruf. Inas berharap antar kedua kubu pasangan calon bisa saling merangkul untuk menyejukkan hawa demokrasi.

Sekretaris Jenderal PKB sekaligus Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Abdul Kadir Karding mengatakan, pelukan kedua tokoh Nahdlatul Ulama (NU) itu sangat mendapat perhatian dari masyarakat. Persepsi masyarakat NU kian positif bahwa tidak ada masalah yang berarti diantara Ma’ruf Amin dan Mahfud MD.

"Pelukan ini maknanya bagus, baik, dan kita syukuri itu," ujarnya.

Karding melanjutkan, ke depan budaya saling merangkul atau berpelukan antar tokoh-tokoh utama dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 wajib dibudayakan.

Pelukan antara Ma’ruf Amin dan Mahfud MD terjadi ketika Kiai Ma’ruf akan meninggalkan lokasi resepsi pernikahan Ketua DPR RI Bambang Soesatyo di Jakarta Convention Center, Senayan, Senin (11/9) malam. Sedangkan Mahfud baru saja tiba dilokasi Keduanya pun berpapasan dan saling berpelukan. Seketika suasana sekitar ramai oleh orang-orang yang melihat kejadian tersebut.

Publik sempat ikut tegang ketika keputusan Presiden Jokowi memilih Ma’ruf Amin sebagai cawapres. Padahal, nama Mahfud MD demikian santer beredar. Menjelang deklarasi, Mahfud juga telah bersiap siaga berada disekitar Restoran Plataran tempat deklarasi capres-cawapre dilakukan. Mahfud juga mengaku, telah diberitahu pihak Istana bahwa dirinya merupakan nama terakhir yang disebut Jokowi untuk menjadi cawapres.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement